RABU malam barusan aku tiba kembali di Jogja. Setelah beberes rumah dan bebersih diri serta ngopi, aku menyempatkan diri untuk menyalakan komputer. Maksud hati mengintip FB dan kalau memungkinkan, sedikit melanjutkan naskah orderan yang belum juga kelar. Duh, duh, duh. Kebanyakan ditinggal ke sana kemari, malang nian nasib naskahku.
Dasarnya aku agak kesulitan referensi, ketambahan bosan, plus banyak datang tawaran kesempatan untuk traveling (hadeeeh gayaneee...); maka begitulah adanya. Haha! Adanya ya aku tinggal-tinggal keluar kota segala. Niat hati mulai Kamis pagi akan start, gas puollll mengejar keterbengkelaian naskahku. Yang sudah tiga hari tak kusentuh gegara aku dan Adiba liburan ke Solo.
Eh, lha kok pas buka FB ada satu godaan lagi. Yakni godaan untuk dolan-dolan lagi. Aih! Sebuah godaan yang amat tak layak untuk dibendung. Lha wong godaannya berupa ajakan ketemuan kawan lama eee.... Sri Endang Yamin, kawan sesama mahasiswa UGM dulu. Jauh-jauh ia datang dari Gorontalo ke Jogja, kenapa tak kumanfaatkan untuk menjumpainya sepenuh cinta?
Maka aku bernegosiasi kilat dengan Adiba. Walaupun terlihat sedikit lelah, Adiba bersedia kuajak menemui sang kawan lama. Mungkin dia tertarik ikut karena lokasi reuni yang kami pilih. Di Taman Pintar! Sebuah lokasi yang entah mengapa kok demikian disukainya.
Atas takdir-Nya semata, sesaat sebelum order taksi, aku mendadak ingat pada Erina. Erina tinggal amat dekat dengan Taman Pintar. Jadi, kuteleponlah dia untuk bergabung. Subhanallah. Taman Pintar memang pilihan cerdas bagi kami. Karena domisilinya dekat, undangan mendadak itu bisa disiasati Erina. Dia akan mencuri sedikit waktu, meninggalkan anaknya sebentar waktu demi reuni. Haha!
Pada waktu dan sudut yang telah disepakati, mini reuni pun terjadi. Alhamdulillah. Sebuah reuni dadakan yang terhitung sukses. Meskipun Erina harus pulang duluan, enggak gabung pas makan siang. Meskipun setelah kami shalat Zuhur, si bungsu Mami Endang Yamin malah menangis tiada tara. Haha!
Sebab tangis si bungsu tak terhentikan, kami hentikan saja reuni dadakan itu. Setelah Mami Endang Yamin plus dua yuniornya masuk taksi yang hendak membawa mereka kembali ke hotel, aku dan Adiba pun pulang. Pakai taksi juga, dong.
Terlepas dari segala kerewelan si bungsu, terbatasnya waktu perjumpaan, jelas kesempatan kami untuk sesaat ngumpul adalah sesuatu. Menjadi berkah tersendiri di sela-sela kerumitan hidup kami masing-masing. Alhamdulillah.
Yup!
Kiranya Taman Pintar memang pilihan tepat untuk reuni kilat ala
emak-emak rempong. Setidaknya bagi kawanku dan bagiku. Bagiku jelas amat
menguntungkan dalam hal negosiasi dengan Adiba. Bagi kawan lamaku amat
cocok sebab dia bawa dua anak usia 4 dan 6 tahun. Sangaaat sesuai dengan
peruntukan dibangunnya Taman Pintar. Haha!
MORAL CERITA:
Kesempatan tak selalu datang dua kali. Maka manfaatkanlah sebaik-baiknya bila ada kesempatan reuni --walaupun dadakan-- seperti yang kualami itu. Haha!
3 peserta reuni 2 peserta tambahan (yang memotret pun seorang peserta tambahan, yaitu Adiba). Kami menyempatkan berpose di salah satu sudut Taman Pintar dengan tujuan... bikin sirik teman seangkatan. Wah! Sebuah tujuan yang buruk!
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!