MARI bicara tentang self editing. Pasti Anda sekalian sudah sangat familiar dengan istilah tersebut. Apalagi jika Anda merupakan aktivis dunia literasi. Tak bisa tidak, pasti sangat mengenalnya.
Secara mudahnya, self editing itu berarti edit mandiri. Kita mengedit naskah yang telah kita tulis sendiri. Kita benahi salah ketik yang mungkin terjadi. Kita haluskan kalimat-kalimat yang sekiranya belum pas. Dan, kita tambahkan bahan-bahan yang mungkin masih tertinggal.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa self editing merupakan cara untuk menyempurnakan tulisan kita. Memang sih, kesempurnaan hanya milik Allah semata. Tapi maksudnya, mendekati sempurna gitu, lho.
Iya. Setidaknya, self editing bisa meminimalkan kesalahan dan kesalahpahaman. Dengan self editing, kesalahan ketik bisa dilacak sebelum dipublikasikan. Demikian pula kesalahan pemilihan diksi; bisa disunting sebelum tayang untuk umum.
Alhasil karena diksi-diksinya sudah diedit maksimal, potensi kesalahpahaman dapat dipangkas. Para pembacanya tidak bakalan salah dalam memahami isi teks. 'Kan ruang untuk salah pahamnya sudah dipangkas?
Lalu, bagaimana cara melakukan self editing yang baik dan benar? Oh, itu gampang sekali. Saya telah kerap mempraktikkannya, kok. Begini caranya. Usai membubuhkan tanda titik terakhir pada tulisan kita, silakan tinggalkan dulu tulisan itu.
Ditinggal tidur boleh. Ditinggal jajan bakso juga boleh. Ditinggal bikin kopi berikut menyeruputnya juga tak dilarang. Intinya, lakukan pengendapan pikiran dulu. Bukankah setelah sekian lama memeras otak demi menyusun sebuah tulisan ciamik, otak kita agak mendidih? Jadi kalau tidak diendapkan dulu, bakalan tidak maksimal hasil edit mandirinya.
Setelah kembali rileks, otak sudah lebih adem, ayo kita kembali menengoknya. Membacanya dengan saksama selaku pembaca. Nah! Proses membaca-baca kembali tulisan kita itulah yang disebut self editing.
Jika belum terbiasa, melakukan self editing bisa jadi terasa membebani. Akan tetapi, seorang penulis yang baik tentunya tak bakalan malas untuk melakukannya. Justru self editing sudah dijadikannya sebagai bagian dari proses menulisnya. Anda ingin menjadi seorang penulis yang baik 'kan?
Inilah penjelasan mengenai self editing dalam arti denotatif. Kukira sudah sangat jelas untuk Anda pahami. Kalau Anda ingin tahu penjelasannya dalam arti konotatif, silakan baca bagian dua dari tulisan ini. Oke?
MORAL TULISAN:
Menulis adalah proses panjang yang butuh kesabaran dan ketelitian.
Alhasil karena diksi-diksinya sudah diedit maksimal, potensi kesalahpahaman dapat dipangkas. Para pembacanya tidak bakalan salah dalam memahami isi teks. 'Kan ruang untuk salah pahamnya sudah dipangkas?
Lalu, bagaimana cara melakukan self editing yang baik dan benar? Oh, itu gampang sekali. Saya telah kerap mempraktikkannya, kok. Begini caranya. Usai membubuhkan tanda titik terakhir pada tulisan kita, silakan tinggalkan dulu tulisan itu.
Ditinggal tidur boleh. Ditinggal jajan bakso juga boleh. Ditinggal bikin kopi berikut menyeruputnya juga tak dilarang. Intinya, lakukan pengendapan pikiran dulu. Bukankah setelah sekian lama memeras otak demi menyusun sebuah tulisan ciamik, otak kita agak mendidih? Jadi kalau tidak diendapkan dulu, bakalan tidak maksimal hasil edit mandirinya.
Setelah kembali rileks, otak sudah lebih adem, ayo kita kembali menengoknya. Membacanya dengan saksama selaku pembaca. Nah! Proses membaca-baca kembali tulisan kita itulah yang disebut self editing.
Jika belum terbiasa, melakukan self editing bisa jadi terasa membebani. Akan tetapi, seorang penulis yang baik tentunya tak bakalan malas untuk melakukannya. Justru self editing sudah dijadikannya sebagai bagian dari proses menulisnya. Anda ingin menjadi seorang penulis yang baik 'kan?
Inilah penjelasan mengenai self editing dalam arti denotatif. Kukira sudah sangat jelas untuk Anda pahami. Kalau Anda ingin tahu penjelasannya dalam arti konotatif, silakan baca bagian dua dari tulisan ini. Oke?
MORAL TULISAN:
Menulis adalah proses panjang yang butuh kesabaran dan ketelitian.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!