Adiba (hem kotak-kotak merah) dan Hilmi |
SUATU siang jelang sore yang mataharinya garang menggoda. Sungguh, enakan berada di dalam rumah daripada kelayapan di luar. Maka Adiba yang kerap kali penuh logika ajaib pun memilih bermain-main sendiri di dalam rumah. Dengerin musik dan jejingkrakan sendiri.
Tapi mendadak pintu diketuk oleh seseorang. Segera kubuka
dan ahaaiiii… Rupanya Mimi yang nongol di pintu sambil nyengir seraya bertanya.
“Diba endi, Mbak? Arep melu syuting ora?”
“Syuting? Syuting apa?” Tanyaku sembari senyum-senyum GJ menyaingi cengiran Mimi.
“Ning
sawah kana kae…. Karo mase dikongkon ngajaki bocah-bocahe soale arep disyuting
nggo tipi….”
Oppss!!
Belum tuntas rasa penasaranku dan belum sempat aku memanggilnya, ternyata Adiba
sudah lari dari kamar sampai-sampai menabrakku tanpa ampun. “Aku mau, aku mau!
Sik ya Bun…. Maaf, maaf….” Katanya sembari menggelandang Mimi dan nyangking
sandal. Hadeeuhhh, ampyuuun deh. Mendengar kata “syuting” kok demikian antusias
adanya. Obsesi artis rupanya dia.
Dan
ternyata, bukan syuting yang buat acara tipi lhooo. Hehehe…. Buyar deh impian
Adiba jadi artis tipi. Hmmm, tapi gak buyar-buyar amat sih. Soalnya itu
pemotretan dari seorang wartawan entah fotografer yang hendak mengikuti pameran
entah lomba foto; dan ia mungkin mengambil tema anak-anak pedesaan dan sawah.
Lhah anak-anak disuruh berpose copot sandal dan masuk sawah berlumpur yang usai
dipanen sihh….
*Moral cerita: ternyata jauh lebih mudah
mengajak anak untuk syuting daripada mengajaknya shalat*
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!