LIYA Swandari, si mudaers IIDN Jogja, boleh dibilang merupakan salah seorang kuter. Itu lho, kuis master. Bagi yang belum ngeh tentang kuter, insya Allah akan kuceritakan tentangnya di postingan berikut. Kini kita balik lagi ngomongin Liya terlebih dahulu. Oke?
Begini. Suatu ketika Mbak Wiwin, sang kuter kawakan IIDN Jogja, bertanya kepadanya. "Kok kamu enggak ikutan kuis produk X yang tempo hari?"
"Hadiahnya kompor gas sih, Mbak. Jadi, enggak diizinkan ikut oleh suami. Kami masih punya stok kompor gas tiga biji," jawab Liya.
Demi mendengar jawaban Liya, daku langsung ber-WOWW-ria. Tepat di detik yang sama hati dan otakku spontan bereaksi. Hatiku turut senang sekaligus takjub dengan kemampuannya menggondol kompor gas gretongan sebanyak itu. Sementara otakku menyuarakan sederet pertanyaan: Mengapa tak ikut saja? Kalau dapet kompor gas lagi 'kan bisa dibagi-bagi ke teman yang membutuhkan? Atau, bisa disimpan dulu untuk dijadikan kado suatu saat nanti. Atau, bisa pula dijual lagi.
Tapi diam-diam di dalam hati aku tertawa renyah. Menertawakan sebuah ide yang melintas-lintas di benakku. Ide apakah? Yakni ide bahwa... jika aku yang dapet hadiah kompor gas, pasti segera akan kujual lagi ke tetangga yang membutuhkan. Sistem pembayarannya boleh nyicil. Hahaha....
Bahkan kalau Liya berbaik hati menghibahkan salah satu kompor gasnya kepadaku, itu pun akan aku jual lagi. Pasti itu. Aku 'kan tidak mempergunakan kompor gas. Kalau masak selama ini aku nitip di warung-warung makan. Lebih praktis deh. Hahaha....
Begini. Suatu ketika Mbak Wiwin, sang kuter kawakan IIDN Jogja, bertanya kepadanya. "Kok kamu enggak ikutan kuis produk X yang tempo hari?"
"Hadiahnya kompor gas sih, Mbak. Jadi, enggak diizinkan ikut oleh suami. Kami masih punya stok kompor gas tiga biji," jawab Liya.
Demi mendengar jawaban Liya, daku langsung ber-WOWW-ria. Tepat di detik yang sama hati dan otakku spontan bereaksi. Hatiku turut senang sekaligus takjub dengan kemampuannya menggondol kompor gas gretongan sebanyak itu. Sementara otakku menyuarakan sederet pertanyaan: Mengapa tak ikut saja? Kalau dapet kompor gas lagi 'kan bisa dibagi-bagi ke teman yang membutuhkan? Atau, bisa disimpan dulu untuk dijadikan kado suatu saat nanti. Atau, bisa pula dijual lagi.
Tapi diam-diam di dalam hati aku tertawa renyah. Menertawakan sebuah ide yang melintas-lintas di benakku. Ide apakah? Yakni ide bahwa... jika aku yang dapet hadiah kompor gas, pasti segera akan kujual lagi ke tetangga yang membutuhkan. Sistem pembayarannya boleh nyicil. Hahaha....
Bahkan kalau Liya berbaik hati menghibahkan salah satu kompor gasnya kepadaku, itu pun akan aku jual lagi. Pasti itu. Aku 'kan tidak mempergunakan kompor gas. Kalau masak selama ini aku nitip di warung-warung makan. Lebih praktis deh. Hahaha....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!