KISAH ketiga tentang aku dan anjing-anjing kedengaran amat dramatis dan sinetronis. Wah, sungguh mengharukan sekaligus memalukan kukira. Hehehe.... Bagi orang yang tidak takut anjing pasti terasa amat sangat lebay surebay. Betapa tidak? Ada acara aku berteriak-teriak memanggil bapakku segala, lho. Memanggilnya pun dari kejauhan dengan nada mendayu-dayu ketakutan.
Begini ceritanya. Suatu ketika, saat masih kuliah, aku mudik ke kampung halaman. Entah karena transportasi yang agak tersendat ataukah sebab berangkatku yang terlalu siang, aku tiba di kampung pada waktu hari sudah beranjak malam. Sekitar jam 7-an seingatku.
Begitu turun dari angkudes, dengan langkah lapar aku menuju rumah. Namun, betapa terkejutnya aku manakala beberapa ekor anjing bermunculan di hadapanku tepat ketika aku tiba di depan gerbang rumah... (entahlah, itu gerbang rumah atau sekolah? Aku bingung menyebutnya sebab ortuku memang tinggal di dalam kompleks sebuah SMP. Maklum, bapakku guru yang nyambi jadi Pak Bon).
Dalam kondisi lelah dan perut lapar, tiba-tiba dikepung anjing-anjing yang ribut menyalak galak, plus dasarnya aku phobia anjing, waahhhh... situasi tersebut seketika membuatku nanar dan hilang akal! Tak ada ide apa pun bagiku untuk membebaskan diri kecuali berteriak minta tolong. Aku trauma melarikan diri dari anjing. Dahulu dikejar seekor anjing saja ngos-ngosan setengah mati. Kalau sekarang bisa sungguhan mati deh karena dikejar beberapa anjing. Demikian pikirku waktu itu.
Apa boleh buat? Ketenangan malam sebuah kampung terpaksa aku pecahkan dengan teriakan histeris. "BBBAAAPPPAAAKKKKK....!!!!!" Demi mendengar teriakan gilaku, pintu-pintu rumah yang semula tertutup pun serentak dibuka oleh para penghuninya. Tragisnya, anjing-anjing tetap menggonggong tak karuan. Dua orang lelaki yang kutengarai pemilik hewan-hewan itu berusaha menenangkan peliharaan mereka sekaligus menenangkanku.
Namun, aku baru merasa tenang dan bebas manakala bapakku tergopoh-gopoh muncul dari dalam rumah. Begitu beliau membuka pintu gerbang yang terkunci, aku segera melompat masuk ke halaman. Tak kuhiraukan bapakku yang menggerutu pelan sebab ulahku yang bikin heboh. Juga, tak kuhiraukan lagi anjing-anjing yang masih menyalak galak di luar pagar sana.
Moral cerita:
Kalau jadi anak kos, jangan terlalu lama enggak mudik. Kalau terlalu lama enggak mudik, anjing-anjing tetangga pun akan melupakan sosokmu. Akibatnya, kamu akan diperlakukan (digonggongi) seperti pencuri oleh anjing-anjing tersebut. Hehehe.... moral cerita yang absurd....
Begini ceritanya. Suatu ketika, saat masih kuliah, aku mudik ke kampung halaman. Entah karena transportasi yang agak tersendat ataukah sebab berangkatku yang terlalu siang, aku tiba di kampung pada waktu hari sudah beranjak malam. Sekitar jam 7-an seingatku.
Begitu turun dari angkudes, dengan langkah lapar aku menuju rumah. Namun, betapa terkejutnya aku manakala beberapa ekor anjing bermunculan di hadapanku tepat ketika aku tiba di depan gerbang rumah... (entahlah, itu gerbang rumah atau sekolah? Aku bingung menyebutnya sebab ortuku memang tinggal di dalam kompleks sebuah SMP. Maklum, bapakku guru yang nyambi jadi Pak Bon).
Dalam kondisi lelah dan perut lapar, tiba-tiba dikepung anjing-anjing yang ribut menyalak galak, plus dasarnya aku phobia anjing, waahhhh... situasi tersebut seketika membuatku nanar dan hilang akal! Tak ada ide apa pun bagiku untuk membebaskan diri kecuali berteriak minta tolong. Aku trauma melarikan diri dari anjing. Dahulu dikejar seekor anjing saja ngos-ngosan setengah mati. Kalau sekarang bisa sungguhan mati deh karena dikejar beberapa anjing. Demikian pikirku waktu itu.
Apa boleh buat? Ketenangan malam sebuah kampung terpaksa aku pecahkan dengan teriakan histeris. "BBBAAAPPPAAAKKKKK....!!!!!" Demi mendengar teriakan gilaku, pintu-pintu rumah yang semula tertutup pun serentak dibuka oleh para penghuninya. Tragisnya, anjing-anjing tetap menggonggong tak karuan. Dua orang lelaki yang kutengarai pemilik hewan-hewan itu berusaha menenangkan peliharaan mereka sekaligus menenangkanku.
Namun, aku baru merasa tenang dan bebas manakala bapakku tergopoh-gopoh muncul dari dalam rumah. Begitu beliau membuka pintu gerbang yang terkunci, aku segera melompat masuk ke halaman. Tak kuhiraukan bapakku yang menggerutu pelan sebab ulahku yang bikin heboh. Juga, tak kuhiraukan lagi anjing-anjing yang masih menyalak galak di luar pagar sana.
Moral cerita:
Kalau jadi anak kos, jangan terlalu lama enggak mudik. Kalau terlalu lama enggak mudik, anjing-anjing tetangga pun akan melupakan sosokmu. Akibatnya, kamu akan diperlakukan (digonggongi) seperti pencuri oleh anjing-anjing tersebut. Hehehe.... moral cerita yang absurd....
Saya bisa membayangkan bagaimana saat dikepung para anjing. Termasuk yang takut anjing soalnya :)
BalasHapusSalam santun
hahaha....salam santun juga Mbak
Hapus