Senin, 01 September 2014

INTERNETAN Itu SERU, Enggak SARU

Aku tinggal di sebuah kampung perbatasan, yakni perbatasan antara wilayah Kodya Jogja dan Kabupaten Bantul. Bukan di perbatasan hatimu. Hahaha..... Maka rerata penduduknya pun bersifat perbatasan. Maksudnya, perbatasan antara maju dan mundur. Tapi bukan maju-mundur cantik, lho. #itu-'kan-Syahrini-punya#

Ah, Anda sekalian pasti tahu deh apa yang kumaksudkan. Ya, betul. Tempatku tinggal adalah lingkungan yang tidak bisa dikatakan kota, tapi tidak pula dapat disebut desa. Belum layak disebut maju, tapi tidak dapat juga dianggap terbelakang. Para warganya rata-rata enggak ngeh soal internet plus dunia online pada umumnya. Padahal, penampilan fisik mereka sungguh meyakinkan. Cara dandan boleh dibilang fashionable. Tongkrongan kendaraan adalah sepeda motor versi terbaru. #Enggak-peduli-cara-memilikinya-bagaimana#

Mereka tahu bahwa di dunia ini ada sesuatu yang bernama internet (selain sesuatunya Syahrini). Hanya saja, mereka tak pernah memahami makna yang sebenarnya dari internet. Apa boleh buat? Paham saja enggak, apalagi menyentuh Syahrini, eh, internet.

Sedihnya, kebanyakan dari mereka pernah dengar soal internet hanya dari sisi negatifnya. Yeah... TV 'kan sering memberitakan dampak negatif internet. Misalnya gara-gara kenalan di FB, seorang siswi SMP diajak kencan lari oleh seorang pria tak dikenal. Atau, berita soal penyalahgunaan warnet sebagai tempat mesum para remaja.

Sudahlah. Singkat cerita warnet dan internet punya citra kurang baik di mata mereka. Dengar saja komentar ibu-ibu tetanggaku yang rajin ke Majelis Taklim itu. "Payah, internet kuwi ngrusak. Sing saru-saru bebas ditonton.  Bocah-bocah mentale dadi bobrok... dst, dsb, dll komentar yang bernada sama." Akibatnya, mereka heran sembilan putaran --tidak sekadar pusing tujuh keliling-- sebab aku yang dikategorikan sebagai orang baik-baik (jiahhh...) ternyata doyan banget internetan.

Ah, mereka tak tahu. Bukan pembelaan diri belaka bila kukatakan aku nih tak hanya just for fun dengan internetan. Selain FUN, mayoritas waktu internetanku habis untuk mencari bahan tulisan, membangun jaringan pertemanan/bisnis (haiyah gayane...), membaca berita dari media online, mendampingi/mengajari anakku suatu hal terkait internet, dan belajar tentang banyak hal positif lainnya (termasuk belajar tentang agama, lho).

Bagaimana, ya? Menurutku kita tak usah risau soal moral. Bila pembinaan moral anak-anak kita sejak dini berlangsung bagus, mereka pasti akan berinternet-ria secara sehat. Yup! Teknologi itu pada dasarnya baik. Netral. Namun, memang bisa menjadi kendaraan menuju "surga" atau "neraka";  tergantung pada cara kita memanfaatkannya. Internet pasti ada sisi negatifnya. Tapi kalau pemakainya bijak 'kan justru banyak banget sisi positifnya?

Apa hendak dikata? Di mata mereka yang ngeh, aktivitas internetanku normal adanya. Sayang yang ngeh satu-dua saja jumlahnya. Mayoritas justru mengheraniku. Namun, biarlah mereka mengheraniku plus "sedikit mencurigaiku". Hanya Tuhan yang tahu pasti soal hubunganku dengan internet. Hehehehe...

Hari gini menghindari internet? Enggak banget, deh. Apalagi internetan telah menghasilkan banyak manfaat bagiku. Baik secara materi maupun nonmateri. Betapa tidak sesuatu? Aku menerima banyak job tulisan dan jadi konsultan Oriflame 'kan "akibat" dari internetan a.k.a fesbukan. Jadi, internetan itu memang asyik dan perlu to? Please, deh. #mari-internetan-secara-sehat-dan-manfaat#

================
Baca juga tulisanku di sini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!