TAHU Dee 'kan? Itu lho, penyanyi yang bermetamorfosis menjadi novelis. Iya, betul banget. Dee alias Dewi Lestari yang dulunya tergabung dalam trio RSD (= Rida-Sita-Dewi). Nah, beberapa waktu lalu daku dan beberapa IIDNers Jogja menghadiri acaranya.
Sebagaimana acara bincang kepenulisan yang lainnya, acara yang menghadirkan Dee sebagai pembicara ini pun berfungsi sebagai charger bagiku. Sebagai pembangkit semangat listrik, eh, menulis. Karena Dee bergerak di bidang fiksi, kali ini semangat untuk menulis fiksilah yang kubangkitkan.
Yeah! Aku memang bercita-cita untuk menjadi seorang penulis fiksi yang beken dan trendi #halah# Tekatku: setidaknya harus ada satu novel ciamik yang bisa kuterbitkan dan digilai oleh banyak orang waras. #Iya, dong. Masak digilai orang gila?#
Hanya ada satu cara untuk menggapai cita-citaku itu. Tapi... duh, rasa malas justru acap kali menggila dalam diriku manakala aku ingin menulis fiksi dengan gila-gilaan demi terwujudnya cita-cita muliaku itu. Belum lagi jika rasa enggak pede menghampiri diri. Hmm, runyam.
Tapi seperti kata Dee, "Jangan pernah takut untuk menulis. Kalaupun tak ada orang lain yang mau membaca tulisan kita, jika kita sendiri bersedia membacanya tentu akan ada satu orang yang mau membacanya, yaitu diri kita sendiri. Hahaha....
Sudahlah. Daripada tulisan ini makin kacau, langsung simak saja foto-foto berikut. Ada yang merupakan hasil jepretan Jeng Titin Septiana IIDNers Jogja, ada yang selfie pakai tongsis punya si Mas Brondong itu (dan sesungguhnya baru kali pertama itulah aku foto pakai tongsis #superkatrok#), ada yang entah dijepret siapa (enggak kenal... pokoknya oknum yang mau dimintai tolong buat memotret).
Jangan pernah takut untuk menulis. Kalaupun tak ada orang lain yang mau membaca tulisan kita, jika kita sendiri bersedia membacanya tentu akan ada satu orang yang mau membacanya, yaitu diri kita sendiri. Hahaha....
BalasHapusBetul sekali.
hahaha...pokoke optimissss
Hapus