Rabu, 28 Januari 2015

Jumpa Wisnu Nugroho

BEBERAPA waktu lalu, lagi-lagi aku ikut sebuah acara penulisan. Lagi-lagi bersama dengan beberapa IIDNers Jogja. Entahlah judul acaranya tepatnya apa, aku lupa. Pokoknya memberikan bayangan bahwa acara tersebut berisi kiat menulis agar tembus media massa.

Maka aku mendaftar dengan semangat untuk nge-charge semangat menulis. Khususnya menulis di media massa. Oh, kiranya daku lagi jenuh berurusan dengan buku populer melulu.

Iya. Menurut bayanganku, acara tersebut akan berisi kiat-kiat khusus/praktis agar tulisan kita bisa menembus media massa. Terutama menembus Kompas. Mengapa Kompas? Sebab Wisnu Nugroho, sang narasumber, adalah wartawan senior Kompas.

Tapi ternyata, oh, rupanya. Acara yang berlangsung di Hotel Amaris itu tidak sesuai dengan bayanganku. Enggak ada kiat khusus. WisNug lebih banyak bercerita tentang pengalamannya ketika menjadi wartawan istana. Sisi lain SBY pun lebih banyak diceritakannya. Berikut "sejarah" lahirnya tetralogi Pak Beye.

Kalau dibilang kecewa, aku memang kecewa. Tapi tak mengapa. Toh tetap ada hal yang dapat kuangkut pulang. Baik yang terkait dengan dunia kepenulisan maupun hal lain di luar itu. Lebih dari itu, bisa sekalian kopdar ilegal dengan teman-teman komunitas menulisku.

Yang lebih penting lagi, bisa narsis ramai-ramai bersama WisNug. Aku pun bisa narsis berdua saja dengan BunSul. Walaupun ada setitik kecewa tetap sesuatu toh? Pokoknya enggak kalah dari Neng Syahrini. Ah, sudahlah. Semboyan kami 'kan KAMI EKSIS MAKA KAMI ADA. Hehehe....



#Jeng Titin Sept dan BunSul, maaf foto dari kamera kalian aku pakai di sini dan baru minta izin sekarang#


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!