Sabtu, 21 Februari 2015

Ngobrol Bareng TRIO LUPUS

LIHAT kedua gambar di atas. Cermati baik-baik keduanya. Yang satu berlatar belakang layar besar dengan tulisan "Memotret Green Living". Yang lainnya selembar undangan yang bertuliskan "Ngobrol Menulis; Menulis Fiksi Pop Green Living". 

Wah! Berhubung saya sedang ngebet ingin menulis novel (yang jelas merupakan karya fiksi), acara "Ngobrol Menulis; Menulis Fiksi Pop Green Living" bersama trio Lupus terasa demikian memikat hati ini. Apalagi acaranya gretongan dan bertempat di UC UGM, sebuah tempat yang mudah dijangkau dengan angkutan umum. Syarat mudah dijangkau dengan angkutan umum ini amat menentukan bagi kaum tuna kendaraan bermotor semacam saya, lho. 'Kan tidak selalu ada teman yang bisa ditumpangi kendaraannya toh? Hahaha....

Oke. Mari kita balik ke soal "Ngobrol Menulis; Menulis Fiksi Pop Green Living". Ternyata oh ternyata, lagi-lagi acara bincang penulisan ini bikin saya agak kecewa. Saya mengincar materi cara menulis pop fiksinya yang green living, yang di benak saya sebelumnya terbayang akan adanya pemaparan teknis seputar itu, tapi rupanya yang banyak dibahas adalah soal perjalanan karier trio Lupus. Karena Boim Lebon yang jadi jubir mereka, ya perjalanan karier doi yang otomatis paling banyak dibahas.... Hehehe....

Sementara itu, panduan menulis fiksinya hanya sekilas saja dibahas. Terasa sambil lalu. Terlebih tema green living. Malah amat terasa sekadar disisipkan belaka. Ih, jadi geram-geram kecewa deh. Apalagi saya tak memperoleh secuil pun doorprize. Makin naik saja kadar kecewa di hati ini. Hihihi.... 

O, iya. Kekecewaan tersebut serupa dengan yang kurasakan bersama Jeng Tini IIDN Jogja saat ikut acara Wisnu Nugroho di Hotel Amaris bulan lalu. Hmm. Kalau ingin tahu kisah kekecewaan kami itu, silakan baca saja salah satu postingan Januari 2015 di blog ini. #tetep-pamer-tulisan#        

Untunglah acaranya gratis dan dapet makan malam yang memadai. Jadi, saya tidak lantas menjadi beringas. Untung pula trio Lupus tidak jaim dan rajin shalat, berbudi bawa laksana bak pramuka. Ya, sudah. Makin jauh saja ide bersikap beringas dari otakku. 

Panduan menulis secara teknis memang tak kudapat. Tapi tentunya ada banyak hal lain yang bisa kubawa pulang. Di antaranya semangat untuk konsisten berkarya, kesadaran bahwa masa SMP-ku dulu enggak katrok-katrok amat sebab mengenal Lupus padahal tinggal di desa terpencil, daaannn... setumpuk blocknote. Heran? Punya siapa saja yang berhasil kuangkut itu?

======================     

CATATAN: Foto paling atas, yang memperlihatkan trio Lupus (Gusur-Hilman Hariwijaya-Boim Lebon), adalah hasil jepretan Jeng Ety IIDN Jogja.


2 komentar:

  1. udah pernah ketemu bang boim, pengen ketemu hilman eyy....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah,berarti aku bejo ya lngsung ketemu sepaket trio lupus. Hehehe.... Tp Hilman jauuuhh lbh pndiam daripada Boim, MBak.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!