Janganlah menilai orang dari wajahnya.
Tapi lihatlah dari kece atau tidaknya.
Tapi lihatlah dari kece atau tidaknya.
(Lupus)
Mana foto bersama Boim? Ah, malah tak ingat aku kalau waktu itu belum berfoto dengan doski. Doski ceriwis banget sih. Bingung aku jadinya. Hahaha.... Nasib Om Boim lah. Tak bisa ikut nampang di blog aku ini.
=================
CATATAN: Thanks to Acep Yonny sohib kuliahku yang kini jadi suami IIDNers Jogja, Mbak Purwanti, yang telah dengan ikhlas memotret kami (ikhlas enggak ikhlas pokoknya harus ikhlas).
QUOTE di atas sangat menancap di benakku sejak dulu hingga detik ini. Menancap erat dan selalu bikin aku tersenyum-senyum simpul sendiri. Seerat rekatan stiker yang kutempelkan pada album foto lamaku. Stiker? Iya, betul. Stiker hadiah pas aku beli buku serial Lupus --yang entah judulnya apa-- puluhan tahun silam. Woww! Zadoel niaaan...! Nah, stiker tersebut bertuliskan quote di atas. Eh, itu namanya quote atau bukan, sih? Hahaha....
O, iya. Terus terang saja aku punya koleksi serial Lupus komplet. Tapi kini buku-buku tersebut sudah tak kusimpan lagi. Sudah disumbangkan ke perpustakaan SD tempat bapakku dulu mengajar. Tepatnya disumbangkan tanpa izin dariku. Hehehe.... Tapi terserah bapaklah. Toh kalau dirunut-runut, uang yang kupakai untuk membelinya 'kan uang beliau juga. #berusaha-legawa#
"Dirimu mengidolakan Lupus ya, Mbak?" Demikian tanya Mbak Indah Novita IIDN Jogja ketika kami sama-sama menghadiri bincang penulisan dengan trio Lupus tanggal 20 Februari lalu. Hahh? Aku sedikit terhenyak mendengar pertanyaan tak terduga itu.
"Kayaknya sih aku enggak mengidolakannya. Biasa saja. Tapi serial buku Lupusku lengkap," jawabku ragu. Ragu sebab tak bisa memastikan, apakah aku fans berat Lupus a.k.a. Hilman cs atau tidak. Hahaha....
Tapi sudahlah. Tak usah kita perbincangkan panjang lebar soal keraguanku. Lebih baik, mari cermati foto-foto kece berikut ini. Ingat: Janganlah menilai orang dari wajahnya. Tapi lihatlah dari kece atau tidaknya.
Tapi sudahlah. Tak usah kita perbincangkan panjang lebar soal keraguanku. Lebih baik, mari cermati foto-foto kece berikut ini. Ingat: Janganlah menilai orang dari wajahnya. Tapi lihatlah dari kece atau tidaknya.
Mana foto bersama Boim? Ah, malah tak ingat aku kalau waktu itu belum berfoto dengan doski. Doski ceriwis banget sih. Bingung aku jadinya. Hahaha.... Nasib Om Boim lah. Tak bisa ikut nampang di blog aku ini.
=================
CATATAN: Thanks to Acep Yonny sohib kuliahku yang kini jadi suami IIDNers Jogja, Mbak Purwanti, yang telah dengan ikhlas memotret kami (ikhlas enggak ikhlas pokoknya harus ikhlas).
Aaak..Hilman, Boim dan Gusur! Love them, kenapa nggak mampir semarang yaa huhu...
BalasHapusMereka datang skalian utk kampanye hijau. Kerja sama Kompas-SCP. Yg di Semarang palingan yg didatangkan tokoh lain, Mbak. Btw waktu di UC UGM itu ada pula peserta yg dari Semarang, lho.
HapusWah.. sy jg dulu suka baca Lupus mbak. :) itu bang Hilman nya kok masih keliatan awet muda aja yah :)
BalasHapusWah.. sy jg dulu suka baca Lupus mbak. :) itu bang Hilman nya kok masih keliatan awet muda aja yah :)
BalasHapusiya, Mba Ruri, padahal 2015 ini Mas Hilman genap 50 th
BalasHapus