BETAPA Tuhan sangat berbaik hati mengirimkan hujan di awal bulan Juni. Seolah-olah DIA sedang mengingatkanku pada puisi indah dari seorang Sapardi Djoko Damono, "Hujan Bulan Juni". Hmmm. Kemarin, tepat tanggal 1 Juni 2015, tatkala siang menjelang sore, tiba-tiba saja langit temaram mendung. Lalu, rinai hujan pun dahsyat mendinginkan hari yang semula gerah.
Alhamdulillah. Ini memang hujan yang salah musim, salah mangsa. Juga berarti sedikit mengusik kemagisan puisi "Hujan Bulan Juni". Tapi tetap saja aku meyakini, itu merupakan hujan yang penuh rahmat. Sekali lagi, Alhamdulillah.
Alhamdulillah. Ini memang hujan yang salah musim, salah mangsa. Juga berarti sedikit mengusik kemagisan puisi "Hujan Bulan Juni". Tapi tetap saja aku meyakini, itu merupakan hujan yang penuh rahmat. Sekali lagi, Alhamdulillah.
Oh, hujan. Hujan. Hujan. Saking terfokusnya aku pada hujan di awal Juni ini, sampai-sampai aku pun lupa bahwa kemarin itu, tanggal 1 Juni, adalah hari lahirnya Pancasila. Ah, Pancasila. Kukira idem ditto dengan "Hujan Bulan Juni", kemagisannya kini pun telah banyak terusik. Seberapa persen dari kita yang masih suka mengingat Pancasila? Runyam kalau sampai kita semua benar-benar melupakannya. Jangan remehkan hal yang terlihat sepele ini.
#untunglah-setidaknya-satu-bulan-dua-kali-aku-lantang-meneriakkan-kelima-butir-isi-Pancasila-ketika-pertemuan-dasawisma-dan-PKK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!