SEBENARNYA sih saya sudah tak lagi bersekolah. Demikian pula, saya tak sedang mengambil kursus apa pun yang berpotensi mendatangkan PR. Jadi sebetulnya, secara hukum saya tak perlu terlibat lagi dengan sesuatu yang bernama PR. Namun jangan lupa, saya punya anak usia SD yang acap kali berurusan dengan PR. Maka mau tak mau, saya terlibat lagi dengan PR. Walaupun boleh dibilang, keterlibatan saya ini semacam keterlibatan (baca: hubungan) gelap.
Oh, siklus hidup! Pada akhirnya siklus hidup membuat saya berurusan lagi dengan PR. Apa boleh buat? Ternyata saya memang tak bisa lepas sama sekali dari PR.
Pas sekolah berurusan dengan PR sendiri. Pas kuliah-belum nikah terlibat dengan PR anak-anak tetangga. Pas punya anak kandung makin akrab dengan PR. Pas punya anak tiri nanti.... #halah malah nggladrah
Yeah, setidaknya sampai Adiba lulus sekolah nanti, hubungan saya dengan PR insya Allah akan terus berlangsung. Alhamdulillah, ya. Ini berarti Dia Yang Mahapintar memberikan kesempatan kepada saya untuk senantiasa mengasah otak. Biar tajam gitu, lhooooo. Hahaha.... Bagaimana dengan Anda? Apakah PR juga menghantui hari-hari Anda?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!