Rabu, 14 Oktober 2015

HUT dan BAKSO LELE*

TAK kusangka! Aku yang tenar sebagai sosok antikompor justru bagi-bagi kreasi masakan ke tetangga, tepat di hari ultahku, 16 Agustus lalu. Kurasa, inilah salah satu momen paling spektakuler dalam hidupku. Aku sampai takjub pada diriku sendiri. Apalagi para tetangga yang kuberi kehormatan untuk mencicipi olah kreasi dapurku. Hehehe….

Jujur, semua bermula dari ketidaksengajaan. Siang-siang aku keluar rumah untuk mengangkat jemuran. Eh, ketemu tetangga belakang rumah yang sedang berdiri dengan muka galau. “Siang bolong kok bengong? Barusan kalah togel?” Sapaku jail. Dia nyengir tanpa kuda, eh, tanpa kata. Tapi saat aku beranjak masuk rumah, ia menawariku lele hasil pancingannya. “Beli lele mentah? Ah, kalau sudah dimasak sih aku mau.”

“Aku sembelihkan, aku bersihkan, kamu tinggal masak.” Ia gigih memberiku penawaran, lalu melanjutkan dengan nada memelas. “Dari tadi yang mau beli mundur semua. Merasa mahal. Padahal biasanya, hasil memancingku laris manis.”

O la la! Pantas saja. Aku akhirnya mafhum mengapa para calon pembeli mundur. Lele tangkapannya sih cuma 3 ekor. Tapi bobot per ekornya sekitar 7 kg. Sementara rerata orang mau beli sekitar 2-3 kg saja.

Takdir Tuhan pun berjalan. Dengan mempertimbangkan isi dompet plus mengingat jasa-jasanya kepadaku selama ini (si penjual lele adalah sosok yang senantiasa memasangkan gallon air mineral ke dispenserku), aku setuju untuk membeli seekor dengan persyaratan ketat: si lele mesti bersih dari duri dan darah plus sudah diiris tipis-tipis saat diserahkan kepadaku. Jadi, aku tinggal membumbui dan mengolahnya saja.   

O, iya. Pada detik yang sama ketika bilang setuju untuk membeli, aku pun terinspirasi untuk membagikan olahan leleku ke beberapa tetangga spesial. Hehehe…. Kusebut spesial sebab mereka kerap kali mengirimiku makanan dan mengurusi anakku tatkala aku harus pergi untuk suatu urusan.

Sembari menunggu lele diberesi, aku peras otak cari ide. Hendak dimasak apa daging lele sebanyak itu? Sebagai sosok antikompor alias jaraaang masak, senarai resep di otakku amatlah terbatas. Jujur, waktu itu aku agak tertekan. Tubuhku yang masih sedikit meriang akibat biduran pun terasa kian meriang. E e e, malah ada tukang bakso keliling lewat.

“Wah! Mestinya enak makan bakso pedas panas pas meriang gini. Tapi sudah beli lele mentah,” celetukku spontan. Yang sedang mengeksekusi lele pun terbahak-bahak mendengarnya.

Tapi lagi-lagi takdir Tuhan berlaku. Celetukan kesalku justru membuatku teringat pada sebuah resep. Yup! Bakso lele kuah tomyam! Sebenarnya sih aku hanya ingat 30%. Tapi aku tak punya ide lain. Jadi, kutekadkan saja untuk mempraktikkan resep tersebut. Untung pula di rumah ada tepung tapioka yang lazim untuk campuran bikin bola-bola bakso. Ada pula beberapa bumbu yang kupikir cocok untuk membuat bakso lele kuah tomyam. 

Walhasil, entah tepat atau tidak cara dan komposisi bumbu yang kubuat, faktanya bakso leleku berpenampilan meyakinkan. Tentang kuahnya, entah rasa tomyam atau tidak? Entahlah. Aku sendiri pun kurang paham rasa tomyam yang sebenarnya. Namun yang jelas, rasa masakanku tidak aneh. Lumrah, sebagaimana masakan orang-orang pada umumnya. Inilah yang membuatku lumayan pede untuk membagikannya ke tetangga spesial. Meskipun toh saat mengantarkannya, aku deg-degan banget. Takut rasanya tidak berkenan bagi si penerima. 

Alhamdulillah, semua yang kuberi kehormatan untuk mencicipinya memberiku pujian. Pujiannya sih bukan terfokus pada rasa, melainkan lebih pada sisi kreativitasnya. “Ternyata pintar masak gitu, lho. Kok bisa-bisanya punya ide untuk bikin bakso dari lele. Kreatif banget. Lumayan enak, kok. Seger.” 

Aku cengar-cengir saja dipuji begitu. Dalam hatiku aku berbisik, “Tuhan, jangan biarkan mereka tahu bahwa resep bakso lele kuah tomyam kudapat dari internet. Gawat kalau sampai ada yang tahu. Sebab itu berarti akan ketahuan bahwa kreasi masakanku hanyalah hasil contekan. Hehehe….  

*Tulisan ini dahulunya kuikutsertakan dalam lomba menulis yang diselenggarakan oleh Tabloid Sajian Sedap. Tapi kalah.... :(





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!