TIAP pagi, bilamana tidak musim liburan atau sedang sakit, Adiba selalu berangkat ke sekolah. Begitu dia usai bersalaman dan pamitan, kata-kataku selalu sama. "Pulang sesuai jadwal. Jangan sampai sore. Kalau main jangan lebay. Jangan abaikan pesan Bunda ini."
Dan, apa boleh buat? Sambil mulai mengayuh sepeda dan sembari berekspresi tengil, ia menjawab santai, "Aku akan bandel. Akan lebay mainnya. Pulang sore. Assalamualaikum Bundaaa...." Tinggallah aku bengong melepaskan kepergiannya. Hadeewhh.
Itulah penyakit Adiba. Pulang sekolah langsung main. Sebenarnya selalu bilang dulu, sih. Tapi pulangnya itu, lho. Durasi waktu bermainnya berlebihan. Memang sih, paling sering ia main di lingkungan sekolah saja. Mungkin di halaman sekolah. Di tepian sungai dekat sekolahnya. Jalan-jalan ke toko aksesoris yang tak jauh dari sekolah. Tapi pernah juga pergi ke rumah teman yang jauuuhhh. Huft! Bikin cemas jiwa raga!
Untuk urusan ini, HP bukan solusi bagiku. Dulu Adiba pernah kusuruh bawa HP ke sekolah. Tujuannya agar aku mudah menghubunginya. Baca: mudah menyuruhnya pulang. Tapi OMG! Sama saja. Bila aku menelepon, ia cuekin. Bila aku SMS, tak dibalas. Padahal pulsanya enggak kosong, lho. Maka dengan kejam aku sita HP-nya. Tak boleh dibawa ke sekolah. Daripada untuk selfie-selfie tanpa memaksimalkan fungsi komunikasinya, lebih baik tak bawa HP ke sekolah.
Eh, rupanya penyitaan HP pun tak masalah buat Adiba. Toh teman-temannya bawa. Urusan selfie, lanjut terus doooong. Usai selfie, mereka upload hasilnya ke grup BBM. Berhubung Adiba kalau BBM-an pakai HP-ku, aku jadi tahu semua dong tingkah polah mereka. Voila, inilah hasilnya. Dasar anak-anak. Ini mau belajar atau mau selfie sih kalau pergi ke sekolah?
Tempat parkir yang mulai kosong pun bisa jadi tempat yang asyik buat selfie. Adiba yang tengah.
Kali ini Adiba pindah posisi. Dia kini berada di paling kanan.
Nah, ini yang aku gak tahu caranya. Beberapa foto dijadikan satu. Saat nanya caranya ke Adiba, gak dikasih tahu. Kebangeten!
Sebetulnya ini tempat parkir atau bonbin? Masih saja betah narsis di situ? Adiba yang belakang tuh!
Sekarang Adiba pindah posisi lagi. Geser ke kanan dia.
Adiba masih tetap di posisi kanan. Hanya saja, kali ini kerudungnya malah dilepas. Huft!
Mushola sekolah pun jadi tempat selfie. Halah, malah sok-sokan jadi model sampo. Rambut itu aurat, Nak.
Masih di dalam mushola sekolah. Kalau tiba-tiba Pak Taufik muncul menghampirinya, apa yang akan beliau katakan kepada Adiba ya? Jangan-jangan malah, "Bapak boleh ikut selfie?" Hehehe. Maaaaff, Pak Taufik. Saya bundanya Adiba hanya iseng, kok. Tak bermaksud jahat.
Andai saja aku bisa menyusun mozaik foto kayak begini. Hmm. Adiba tak mempan rayuanku. Dia keukeuh tak mau mengajariku bikin kayak ginian.
Salah seorang teman Adiba. Lalu, di mana Adiba? Tuh kakinya tampak. Ranselnya juga tampak.
Jendela mushola sekolah pun jadi objek yang menarik untuk dijepret. Mana dibikin cembung pula. Kalau ini aku tahu caranya. Kameranya ditempeli alat dulu, baru dipakai untuk memotret.
Masih narsis di mushola sekolah. Entah ceritanya lagi ngapain itu? Adiba yang gak pakai kerudung.
Kalau ini kayaknya di depan ruang perpustakaan. Trio macan atau trio kucing itu? Hehehe. Adiba tak ikut narsis kali ini.
Kali ini Adiba ikut. Tuh, posisinya di tengah. Ih! Pura-puranya mereka lagi dicolong paparazzi. Padahal sengaja. Sok selebritis, deh. Lokasinya aku gak tahu. Mungkin dekat kantin, sebelah perpustakaan.
Siapa ini? Lagi malas dipotret, ya? Atau eksyen malas? Hahaha...
Wah, ini ceritanya apa? Dua yang berdiri tampak sedang berdialog. Mungkin berdialog dalam sebuah latihan drama? Lalu tiga orang yang duduk di depan mereka, hanya tampak kaki, asyik menonton. Ckckck. Ini mereka yang kreatif mencari ide buat berpotret atau aku yang kreatif memberi komentar?
Wah! Ada yang malas dipotret lagi. Ini anak yang tadi atau yang lainnya lagi? Entahlah.
Sepasang kaki Adiba.
Oke. Sekian dulu deretan hasil selfie-selfie Adiba dan kawan-kawan. Insya Allah kelak akan saya bikin tulisan tentang tingkah polah mereka lagi. Tentu saja dengan deretan potretnya. CU.... :P
MORAL CERITA?
Sebelum menghapus foto-foto yang memenuhi HP Anda, abadikan dulu ke dalam blog, serta lengkapi dengan sebuah tulisan menarik sebagai ilustrasinya. Hahaha....
#Latihan menulis
#Mengajari Adiba untuk mengabadikan tiap detik keceriaannya melalui tulisan
#Mengantisipasi kemarahan Adiba sebab fotonya mendadak banyak yang lenyap dari HP
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!