Pagi, Kopi, dan Bayi

DI luar gerimis menderai lembut. Hmmm. Berarti satu rencanaku telah gagal total. Yakni rencana menatap mentari pagi pada 1 Januari 2016. Tapi toh ada hikmahnya. Aku segera menyalakan komputer, lalu menulis di blog ini. Tak ada ide tertentu untuk disampaikan. Pokoknya lagi pingin nulis saja.

Dan entah mengapa, begitu saja jariku klak klik klak klik hingga di monitor komputer muncul potret di atas. Foto bayi! Bayi yang mungil dan manis. Iya, bukankah bayi selalu begitu? Kecuali bayi raksasa 'kali yee.... Iya, itu si Adiba waktu bayi dan belum bisa selfie-selfie. Hehehe.... Kalau sekarang sih selfie melulu tiap detiknya.

Nah, lho! Sampai di sini aku bingung. Mengapa pagi ini aku tertambat pada deretan foto Adiba semasa bayi? Padahal sungguh, aku tak sedang dililit aroma nostalgi. Apakah aku malah pingin punya bayi lagi? Sejujurnya kok enggak. Hehehe.... Sebab membayangkan sisi beratnya kalau punya bayi lagi, rasanya aku lebih senang dikasih anak yang gedean dikit aja.  Hahaha.... #ini-sih-dasar-karakter-emakemak-kurang-berjiwa-perjuangan

Hmmm. Pokoknya gitu, deh. Yang penting pagi ini aku menulis sesuatu di blog, sembari sesekali menyeruput secangkir kopi. Sementara di luar gerimis, Adibaku yang manis kembali bobok manis. Ngantuk dia, semalam begadang untuk nonton kembang api.

Ah, sudahlah. Sekian dulu tulisanku ini. selamat tahun baru buat Anda semua. Yang punya bayi baru, selamat menjalani peran sebagai ibu baru. Yang barusan ultah, selamat menjalani usia baru. Yang belum kelar kerjaan naskahnya, ayo segera selesaikan! Sudah ganti tahun, lhooo. Aih, Ucapan yang terakhir sih buatku sendiriiii. Hiks....