KALI ini aku terinspirasi oleh panci. Semenjak mencanangkan program ODOP, aku menjadi rajin mencari ide tulisan deeeh.... Tentang apa saja. Dari mana saja. Yang penting bisa menjadi sebuah tulisan yang menarik bin ciamik. Bahkan bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Subhanallah. Betapa aku bisa sereligius ini? Alhamdulillah 1000x #ini-serius-lhoh!
Sungguh, resolusi ODOP-ku amat membantu mengasah kepekaan rasaku. Aku jadi terbiasa responsif terhadap situasi alam sekitar. Radar-radar penangkap ideku jadi lebih siaga. Eh, terpaksa siaga. Hahaha....
Baiklah. Kita balik ke panci, ya. Mengapa panci? Sebab pagi ini panci baruku itulah yang menggoda syahwat menulisku. Maklum, panci baru. Masih cucok untuk dipotret dan dipajang di akun medsos.
Sebetulnya emak-emak beli panci itu biasa. Entah beli kredit di parabut, entah beli kontan. Tapi rupanya bagi Adiba sayangku, bunda beli panci adalah peristiwa luar biasa. Wah! Begitu melihat kehadiran si panci baru, langsung ia mendekat sembari senyum-senyum jail. Sambil memegang-megang si panci, Adiba berucap, "Duh, gayanya. Bunda beli panci, ya? Ih, rasanya kok aneh. Hahaha.... Kenapa beli panci? Enggak pantas. Bunda enggak cocok beli panci atau alat-alat masak lainnya."
Heh? Aku tertegun dengan mata nanar. Sebegitu parahkah hubunganku dengan panci and the gank? Masak sih, aku enggak pantas beli panci? OMG!
MORAL CERITA:
Jangan kelamaan menunggu ide untuk menulis. Tak ada ide yang lebih ciamik, ide yang bermula dari sebuah panci pun jadi. Niatkanlah menulis dulu, insya Allah ide akan berseliweran minta digoda, eh, dieksekusi.... Percayalah! Tak ada alasan untuk tidak menulis lho, yaaa... :P
Sungguh, resolusi ODOP-ku amat membantu mengasah kepekaan rasaku. Aku jadi terbiasa responsif terhadap situasi alam sekitar. Radar-radar penangkap ideku jadi lebih siaga. Eh, terpaksa siaga. Hahaha....
Baiklah. Kita balik ke panci, ya. Mengapa panci? Sebab pagi ini panci baruku itulah yang menggoda syahwat menulisku. Maklum, panci baru. Masih cucok untuk dipotret dan dipajang di akun medsos.
Sebetulnya emak-emak beli panci itu biasa. Entah beli kredit di parabut, entah beli kontan. Tapi rupanya bagi Adiba sayangku, bunda beli panci adalah peristiwa luar biasa. Wah! Begitu melihat kehadiran si panci baru, langsung ia mendekat sembari senyum-senyum jail. Sambil memegang-megang si panci, Adiba berucap, "Duh, gayanya. Bunda beli panci, ya? Ih, rasanya kok aneh. Hahaha.... Kenapa beli panci? Enggak pantas. Bunda enggak cocok beli panci atau alat-alat masak lainnya."
Heh? Aku tertegun dengan mata nanar. Sebegitu parahkah hubunganku dengan panci and the gank? Masak sih, aku enggak pantas beli panci? OMG!
MORAL CERITA:
Jangan kelamaan menunggu ide untuk menulis. Tak ada ide yang lebih ciamik, ide yang bermula dari sebuah panci pun jadi. Niatkanlah menulis dulu, insya Allah ide akan berseliweran minta digoda, eh, dieksekusi.... Percayalah! Tak ada alasan untuk tidak menulis lho, yaaa... :P
Dibaaa...toss dulu! Memang ibumu gak pantes beli panci. Pantesnya beli opo ya Diba. Wes kene pancine nggo aku wae...tapi diisi dulu ya dengan bakso lele hehe
BalasHapuswuihh.....provokator dataangggg
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWajan punya nggak?
BalasHapus#tjurigaan banget sih
punya doongg....yg keciiil itu lhooo...hadiah pas acara choky...hihihi
Hapus