KENANGAN bin MEMORI

LAGI, siang tadi tiba-tiba ada memori yang menyeruak dari masa lalu. Seorang kawan lama menyapa lewat SMS. Katanya, "Hai, aku ingeeettt banget, kamu dulu pernah nulis sesuatu di buku seni rupaku..." 

Woww, sungguh aku kaget! Kutanya, "Apakah itu tentang cinta?" Dia tak menjawab lugas, dan itu bikin aku penasaran. Tapi gak mungkin deh rasanya kalau tentang cinta. Sebab aku yakin, aku tak pernah jatuh cinta kepadanya. Kalau begitu, tentang apa ya? Walhasil, aku malah jadi kepo sendiri.

Sungguh mengherankan. Mungkin juga plus menyenangkan. Sebab rasa-rasanya, belakangan ini banyak kawan lama bermunculan bagai cendawan di musim hujan. Hmmm. Inilah satu lagi bentuk kenikmatan dari-Nya. Dan sebagai tanda syukur, aku kok mendadak ingin menuangkan serangkai kata yang tetiba memenuhi benak dan jiwa. Hehehe....

Baiklah. Entah ini apa namanya. Bisa disebut puisi atau tidak. Silakan nikmati saja. Siapa tahu bisa menghibur, bahkan menginspirasi Anda sekalian. Hmmm. Sebuah asa yang terlampau melambung deh iniiii.

===================================

baiklah

boleh saja kau bilang 

kita akan bertemu lagi di suatu hari nanti

 tapi aku berjanji pada diriku sendiri, 

untuk tidak mengingat perkataanmu itu

bila toh kita nanti sungguh-sungguh bertemu lagi, 

pasti itu hanya suatu kebetulan

Iya, kebetulan!

Sebuah kebetulan yang tak kuinginkan;

juga tak kuangankan!

======================================

Begini saja, Senja

Kamu pergi tak mengapa

Toh tiap hari kita berjumpa

Meskipun dengan nuansa warna yang berbeda-beda,

pada tiap harinya

Masalahnya, 

apakah pertemuan kita merupakan pertemuan yang bermakna?

 *kali-ini-aku-bertanya-kepada-senja*

========================================

Dan sungguh, aku gak paham. Mengapa dari memori jadi nulis puisi? Ah, sutralah. Yang penting cucok... :D