DUNIA maya memang sesuatu. Bahkan, tampaknya jauh lebih sesuatu daripada Luna MAYA, MAYA Rumantir, MAYA Agustina Soebachman... ops... !!! Maaf ya, nama MAYA terakhir gak usah dikasih link.... :D
Begitulah adanya. Dunia maya memang acap kali terasa heboh. Kehebohannya pun merambat cepat. Melintas batas ruang dan waktu dalam hitungan sekilas. Rasanya selalu ada "selebritis" baru di tiap jeda waktu. Selalu tersedia stok bahan rumpian yang kekinian. Mulai dari yang serius hingga yang guyonan. Mulai dari yang bikin miris hingga yang bikin mringis.
Yeah! Belum juga ribut-ribut terkait Tere Liye tuntas, eh, sudah muncul pula keributan lain. Kali ini gegara seorang ABG yang mengunggah foto mirisnya dengan pasangannya. Ah... sepenangkapanku sih begitu; berdasarkan status fesbuk beberapa teman yang sempat kubaca. Lha wong akunnya telah raib saat aku klik. Jadinya ya gak bisa melihat langsung.
Tapi begini. Mayoritas bilang prihatin atas unggahan tak senonoh si ABG. Iya, aku juga prihatin. Yang kemudian agak menggangguku adalah beberapa komentar lanjutannya. Ada yang bilang, anak kayak gitu gak usah ditolong (diperbaiki) sebab sudah terlanjur bobrok. Wait! Kalau yang terlanjur bobrok tidak usah ditolong, berarti kita egois dong. Berarti kita maunya masuk surga sendirian?
Ada pula yang bilang dengan nada sinis-pedas, orang tuanya ke mana saja...? Masak sibuk melulu sehingga anak dibiarkan bla-bla-bla.... Tetangga ke mana? Masak gak ada satu pun yang mau mengingatkan? Wah! 'Kan belum tentu si ABG tinggal bersama orang tuanya atau masih hidup kedua orang tuanya? Kalaupun kedua orang tua masih hidup, belum tentu juga kehidupannya harmonis. Siapa tahu si ABG bermasalah sebab keluarganya berantakan? Di mana tetangga? Siapa tahu rumah si ABG terpencil, jauh dari rumah para tetangga? Ah, entahlah.
Ibunya ke mana? Keterlaluan banget sampai gak mengawasi pergaulan dan aktivitas anaknya. Ikut cari duit juga seperti bapaknya? Duh! Kena deh gue. Lhah aku 'kan hitungannya cari duit terus? Dan jujur, pada satu titik tertentu agak kelimpungan bagi waktu antara cari duit dan mengasuh anak. Kalau boleh memilih, aku ya enggak mau repot cari duit lah....
Sementara yang lainnya lagi bilang, "Foto tak senonoh itu sengaja saya sebarkan supaya si ABG dan orang tuanya sadar bahwa perbuatan mereka itu salah." Wuaduh! Tepok jidat kuat-kuat aku. Hmm, jidatku sendiri. Bukan jidat Adiba. Bukan pula jidat tetangga.
Memangnya kalau disebarkan masalah bisa selesai? Apakah orang tua si ABG punya akun medsos? Apakah mereka paham medsos? Jangan-jangan tidak? Eh, yang pasti justru kenyataan bahwa dengan nge-SHARE berarti ikut menyebarkan aib. Atau, mempermalukan si ABG beserta keluarganya. Ah, entahlah.
Intinya begini. Melalui tulisan ini aku hanya ingin bilang, "Aku capek dengan ribut-ribut di dunia maya. Terlalu banyak orang yang gemar menilai dan menghakimi orang yang lainnya. Sementara penilaian dan penghakimannya itu menurut kaca mata mereka sendiri. Bukan melalui sudut pandang si pelaku."
MORAL CERITA:
Sebelum berkomentar terhadap sebuah hal, pikir-pikirlah dulu dengan tuntas. Demikian pula bila hendak menilai sebuah postingan yang tak senonoh sekalipun. Pikir ulang dengan detil dulu. Ingat, tak semua orang punya nilai dan cara pandang yang sama. Ingat pula, kondisi kita toh berlainan. Jadi, masing-masing problema butuh solusi yang berlainan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!