Apa yang kubagikan melalui postingan ini mungkin sepele saja bagi sebagian orang. Tapi aku tahu, bagi sebagian yang lainnya bisa jadi amat besar maknanya. Yeah, tepat persis seperti yang tercantum pada banner di atas.... (diambil dari Fanpage Oriflame Indonesia)
WALAUPUN bukan penulis kondang sejagat raya, sesekali aku ingin berbagi pengalaman tentang
menulis. Tujuanku tentu saja bukan untuk sok-sokan. Hanya ingin berbagi. Itu
saja. Lama berkecimpung di dunia kepenulisan, rasanya kok kurang etis kalau
pelit ilmu tentang menulis. Iya toh?
Lagi
pula, ilmu yang akan kubagi pun tidak terkait perkara teknis. Tidak mengajarkan
tentang cara menulis yang baik dan benar. Namun, lebih mengajarkan tentang
perkara di luar teknik kepenulisan. Wuih. Apa pula itu? Hehehe…. :D
Setelah
sekian lama berkutat dalam dunia kepenulisan, pada akhirnya aku berani
mengambil beberapa kesimpulan. Pertama,
seorang penulis wajib bermental tangguh.
Mengapa? Sebab bisa jadi, ide yang tertuang dalam tulisannya mengundang
kontroversi. Lalu risikonya, sang penulis dihujat dan dikritik sana sini. Maka
bermental berani bin tangguh adalah sebuah keniscayaan bagi penulis. Oke? #Jangan-jadi-penulis-bila-bermental-lembek
Kedua,
seorang penulis seyogianya tak mudah naik pitam. Harus mampu berempati dan
bersimpati terhadap orang/pihak lain yang tak seide dengannya. Tanggapi kritik
yang sepedas apa pun dengan kepala dingin. Tahan, tahan, tahan. Jangan mudah
naik pitam. Meskipun Anda sedang naik daun, tak perlu naik pitam untuk
menghadapi kritikan. #Jangan-jadi-penulis-bila-suka-naik-pitam
Ketiga,
seorang penulis tak boleh menghina-meremehkan penulis lain. Apalagi penulis
dari genre yang berbeda. Misalnya Anda seorang novelis sastra, tak perlu
menghina karya seorang penulis cerita anak atau seorang penulis buku resep masakan.
Buat apa menghina? Toh tiap genre
tulisan punya segmen pembaca masing-masing? #Jangan-jadi-penulis-bila-suka-menghina/meremehkan-penulis-lain
Keempat,
seorang penulis wajib menghargai “jalan hidup” penulis lain. Maksudku dengan
jalan hidup begini. Jika ada penulis yang ikhlas diberi honor kecil, maka tak
usah dikritik sebagai tak menghargai karya sendiri. Dia tentu punya alasan
untuk itu. Contoh lain, seorang penulis punya beberapa nama pena. Ini pun
jangan dikritik atau dipergunjingkan sebagai tak bangga dengan nama sendiri. Dia pun tentu punya alasan kuat untuk itu. Dan banyak contoh lainnya…. #Jangan-jadi-penulis-jika-suka-iseng-mengkritik-“jalan
hidup”-penulis-lain
Kelima,
seorang penulis wajib banyak membaca apa saja. Mulai dari membaca buku hingga
membaca kehidupan. Jangan pula membatasi diri untuk hanya membaca satu atau
beberapa bidang tertentu. Oke? #Jangan-jadi-penulis-kalau-malas-membaca
Keenam,
seorang penulis harus berani berkawan dengan sepi. Menulis adalah jalan sunyi.
Camkan itu. Kalau belum paham maksudnya, resapkan lagi dalam-dalam makna
kalimat tersebut. Oleh sebab itu, tak usah bermimpi untuk jadi penulis bila tak
kuat dalam kesendirian.
Kalau masih kebanyakan mengobrol daripada membaca, ngider
tak jelas ke sana kemari daripada duduk tenang berpikir…. Cepat! Segera
tanggalkan saja keinginan untuk jadi penulis. Hehh. Kesimpulanku yang ini
sungguh terpengaruh oleh perkataan
Wisnu Nugroho. #Jangan-jadi-penulis-bila-enggan-berkawan-dengan-sunyi
===============
Jadi, bagaimana? Apakah Anda setuju dengan laranganku untuk menjadi penulis? Silahkan lho kalau mau menambahi ataupun mengurangi (mengoreksi). Hehehe....
===============
Jadi, bagaimana? Apakah Anda setuju dengan laranganku untuk menjadi penulis? Silahkan lho kalau mau menambahi ataupun mengurangi (mengoreksi). Hehehe....
Jangan jadi penulis yang pingin Terkenal Secara instan. Jadilah
BalasHapusPenulis Dengan Melewati proses2 unik
beeetttuullll mbaakkk......
Hapusmbak....aku padamu.
BalasHapusMbaak Anjasss...aku padamu jugahhh muuachhh
Hapusbener banget mbak, aku setuju dengan poin-poin yang ada di postinganmu.. :")
BalasHapussip, makasih No La ...salam kenal, ya
Hapusaduh aku setuju banget dengan postingannya..
BalasHapusOke Mbak Ribka, terima kasih ...
HapusSaya camkan mba...... . Saya akan memilih ruang sendiri saya.
BalasHapusttd. Candy Belani
Mamah Candy Belani ... hehehe... silakan memilih ruangan, ya
HapusHmm, sampai sekarang saya menulis karena kebutuhan mbak. Maksudnya, saya suka baca tapi sebenarnya kurang minat untuk menulis. Hanya saja karena saya ingin orang lain juga tau apa yang saya baca dan kadang2 punya pemikiran sendiri yang ingin orang lain juga tau, jadi saya nulis. Menurut mbak bagaimana ya? Hehe
BalasHapusMalah enggak apa-apa itu, Mas Rijal. Butuh menulis untuk bernagi dengan orang lain dan untuk mengemukakan ide pemikiran sendiri adalah hal bagus.Soal kurang minat untuk menulis, kukira itu akan berproses dengan sendirinya. Makin banyak dirimu baca buku, kelak akan makin banyak pemikiranmu, dan akan makin banyaklah yang ingin kaubagi dengan orang lain. Berarti dengan sendirinya,engkau makin butuh untuk banyak menulis. Ya, lebih baik berproses seperti itu daripada ngebet ingin jadi penulis, sedangkan baca buku saja malas. Padahal modal utama penulis adalah membaca jutaan kali.
Hapus