Minggu, 13 Maret 2016

JANGAN JADI PENULIS


Apa yang kubagikan melalui postingan ini mungkin sepele saja bagi sebagian orang. Tapi aku tahu, bagi sebagian yang lainnya bisa jadi amat besar maknanya. Yeah, tepat persis seperti yang tercantum pada banner di atas....  (diambil dari Fanpage Oriflame Indonesia)

WALAUPUN bukan penulis kondang sejagat raya, sesekali aku ingin berbagi pengalaman tentang menulis. Tujuanku tentu saja bukan untuk sok-sokan. Hanya ingin berbagi. Itu saja. Lama berkecimpung di dunia kepenulisan, rasanya kok kurang etis kalau pelit ilmu tentang menulis. Iya toh?

Lagi pula, ilmu yang akan kubagi pun tidak terkait perkara teknis. Tidak mengajarkan tentang cara menulis yang baik dan benar. Namun, lebih mengajarkan tentang perkara di luar teknik kepenulisan. Wuih. Apa pula itu? Hehehe…. :D

Setelah sekian lama berkutat dalam dunia kepenulisan, pada akhirnya aku berani mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, seorang penulis wajib bermental tangguh. Mengapa? Sebab bisa jadi, ide yang tertuang dalam tulisannya mengundang kontroversi. Lalu risikonya, sang penulis dihujat dan dikritik sana sini. Maka bermental berani bin tangguh adalah sebuah keniscayaan bagi penulis. Oke? #Jangan-jadi-penulis-bila-bermental-lembek

Kedua, seorang penulis seyogianya tak mudah naik pitam. Harus mampu berempati dan bersimpati terhadap orang/pihak lain yang tak seide dengannya. Tanggapi kritik yang sepedas apa pun dengan kepala dingin. Tahan, tahan, tahan. Jangan mudah naik pitam. Meskipun Anda sedang naik daun, tak perlu naik pitam untuk menghadapi kritikan. #Jangan-jadi-penulis-bila-suka-naik-pitam

Ketiga, seorang penulis tak boleh menghina-meremehkan penulis lain. Apalagi penulis dari genre yang berbeda. Misalnya Anda seorang novelis sastra, tak perlu menghina karya seorang penulis cerita anak atau seorang penulis buku resep masakan. Buat apa menghina? Toh tiap  genre tulisan punya segmen pembaca masing-masing? #Jangan-jadi-penulis-bila-suka-menghina/meremehkan-penulis-lain

Keempat, seorang penulis wajib menghargai “jalan hidup” penulis lain. Maksudku dengan jalan hidup begini. Jika ada penulis yang ikhlas diberi honor kecil, maka tak usah dikritik sebagai tak menghargai karya sendiri. Dia tentu punya alasan untuk itu. Contoh lain, seorang penulis punya beberapa nama pena. Ini pun jangan dikritik atau dipergunjingkan sebagai tak bangga dengan nama sendiri. Dia pun tentu punya alasan kuat untuk itu. Dan banyak contoh lainnya….  #Jangan-jadi-penulis-jika-suka-iseng-mengkritik-“jalan hidup”-penulis-lain

Kelima, seorang penulis wajib banyak membaca apa saja. Mulai dari membaca buku hingga membaca kehidupan. Jangan pula membatasi diri untuk hanya membaca satu atau beberapa bidang tertentu. Oke? #Jangan-jadi-penulis-kalau-malas-membaca

Keenam, seorang penulis harus berani berkawan dengan sepi. Menulis adalah jalan sunyi. Camkan itu. Kalau belum paham maksudnya, resapkan lagi dalam-dalam makna kalimat tersebut. Oleh sebab itu, tak usah bermimpi untuk jadi penulis bila tak kuat dalam kesendirian. 

Kalau masih kebanyakan mengobrol daripada membaca, ngider tak jelas ke sana kemari daripada duduk tenang berpikir…. Cepat! Segera tanggalkan saja keinginan untuk jadi penulis. Hehh. Kesimpulanku yang ini sungguh terpengaruh  oleh perkataan Wisnu Nugroho. #Jangan-jadi-penulis-bila-enggan-berkawan-dengan-sunyi  

 ===============
Jadi, bagaimana? Apakah Anda setuju dengan laranganku untuk menjadi penulis? Silahkan lho kalau mau menambahi ataupun mengurangi (mengoreksi). Hehehe....



12 komentar:

  1. Jangan jadi penulis yang pingin Terkenal Secara instan. Jadilah
    Penulis Dengan Melewati proses2 unik

    BalasHapus
  2. bener banget mbak, aku setuju dengan poin-poin yang ada di postinganmu.. :")

    BalasHapus
  3. aduh aku setuju banget dengan postingannya..

    BalasHapus
  4. Saya camkan mba...... . Saya akan memilih ruang sendiri saya.

    ttd. Candy Belani

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mamah Candy Belani ... hehehe... silakan memilih ruangan, ya

      Hapus
  5. Hmm, sampai sekarang saya menulis karena kebutuhan mbak. Maksudnya, saya suka baca tapi sebenarnya kurang minat untuk menulis. Hanya saja karena saya ingin orang lain juga tau apa yang saya baca dan kadang2 punya pemikiran sendiri yang ingin orang lain juga tau, jadi saya nulis. Menurut mbak bagaimana ya? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malah enggak apa-apa itu, Mas Rijal. Butuh menulis untuk bernagi dengan orang lain dan untuk mengemukakan ide pemikiran sendiri adalah hal bagus.Soal kurang minat untuk menulis, kukira itu akan berproses dengan sendirinya. Makin banyak dirimu baca buku, kelak akan makin banyak pemikiranmu, dan akan makin banyaklah yang ingin kaubagi dengan orang lain. Berarti dengan sendirinya,engkau makin butuh untuk banyak menulis. Ya, lebih baik berproses seperti itu daripada ngebet ingin jadi penulis, sedangkan baca buku saja malas. Padahal modal utama penulis adalah membaca jutaan kali.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!