Selasa, 15 Maret 2016

PENGANGGUR YANG PRODUKTIF



Serakan buku, katalog Oriflame, kertas-kertas, dan bungkusan buku beralamat yang siap dipaketkan adalah bukti bahwa aku toh seorang "penganggur" yang produktif. Hmmm.... :D 


APA yang terlintas di benak Anda jika mendengar kata “penganggur”?  Sesosok makhluk lontang-lantung yang tak punya kerjaan?  Atau, sebentuk manusia yang berprofesi sebagai “pengacara simatupang” alias pengangguran banyak acara, siang malam tunggu panggilan? Atau,  sebuah penampakan yang sungguh menyebalkan jika dilihat? 

Yeah... bagaimana mau enak dilihat? Dilihat dari sisi mana pun, seorang penganggur sungguh bikin sepet mata. Hehehe.... Sepanjang hari pekerjaannya bermalas-malasan terus. Bangun kesiangan. Sepanjang waktu selonjoran saja di depan televisi. Televisi yang menyala tentu. Hihihi... :D

Pokoknya, pengangguran tuh buruk. Menurutku begitu. Apalagi pengangguran yang suka ngutang. Duh, sudahlah tak berpenghasilan, sudahlah nambah penderitaan dengan ngutang. Ujung-ujungnya, menjadi pengangguran itu bakalan merepotkan kerabat dan tetangga. Iya 'kan? Celakanya, orang-orang sekampung mayoritas masih menganggap aku ini pengangguran. Duuh.... #Malah-curhat

Padahal sebagai seorang ibu, mana bisa sih aku menganggur? Sejak mata melek saja sudah banyak daftar kegiatan yang mesti dieksekusi. Terlebih putri semata wayangku bermodel bandel-bandel ceria hura-hura. Oh. Tentu butuh energi ekstra untuk menyikapinya. Energi ekstra berarti nambah kerjaan 'kan? Gak ada waktu untuk menganggur jadinya.

Baiklah. Oke, oke. Itu memang kegiatan nonprofit yang tak menghasilkan duit, sih. Karena itu, aku masih layak disebut pengangguran. Maka aku meningkatkan aktivitasku menjadi aktivitas berduit. Alhamdulillah aku punya keahlian yang memungkinkannya begitu. Dan, itu kutekuni hingga kini.

Yeah! Bodi boleh berada di rumah sepanjang hari, tapi tetap bisa dapetin penghasilan dooong. Hanya saja, orang-orang masiiiiih saja menganggapku pengangguran. Hehh. Yo wis. Yang penting aku sudah menjadi pengangguran yang produktif. Kualitasnya beda dengan pengangguran yang hidupnya dipenuhi aroma kemalasan. Hmmm.... :D

MORAL CERITA:
Jadilah penganggur yang keren; yang produktif. Sebab itu berarti, Anda tak lagi menganggur. Setuju? Mau dibawa ke mana negeri ini jika banyak warganya yang bermalas-malasan? 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!