Sabtu, 02 April 2016

CERITA HOROR dan DIRIKU

SEKARANG status fesbuk teman-temanku sedang membahas satu topik yang sama. HANTU! Hiiyyy.... Ngeriihh! Selalunya hantu merupakan sesuatu yang mengerikan bagiku. Aku sungguh tak pernah menyukainya sama sekali. Baik yang di dalam cerita fiksi maupun dalam kisah nyata. Hehh! 

Celakanya, hidupku justru banyak terhubung dengan hantu. Duh, duh, duh. Enggak asyik sama sekali. Garis bawahi, ya. ENGGAK ASYIK SAMA SEKALI. Rasanya ada banyak hal dalam hidupku yang kerap berurusan dengan hantu dan rekan sejawatnya. Padahal, aku ini bukanlah tergolong sebagai manusia pemberani. Demikian adanya perasaanku.

Tapi Allah SWT Mahatahu tentang diriku. Iya, tentu saja begitu. Dan rupanya, Dia SWT memandangku mampu mengatasi rasa ngeriku. Maka beberapa kali aku mesti berurusan dengan naskah horor yang mengupas tentang hantu dan perhantuan. Beberapa kali pula aku jadi korban tuyul yang seenaknya saja nyolong duitku. Beberapa kali bertemu "si dia". Daaann... sudah lebih dari sepuluh tahun lalu ditakdirkan berdampingan dengan kijing manis (lihat dua foto di bawah itu).

Memang sih, itu kosong adanya. Tapi tatkala di kawasan itu lagi sepi dan aku sendiri di rumah plus hujan gerimis listrik padam, wah! Segala macam imajinasi horor pun menyeruak keluar. Lalu seolah-olah menjelma jadi nyata, tepat di depan mataku. 

Mungkin Anda berpikir itu hanya imajinasi. Oke. Tapi asal tahu saja, kadang kala di suatu malam yang kelam, toh ada juga yang duduk nyantai di situ.... sesosok perempuan berambut panjang.... Aihh! Pernah pula pas aku iseng mengintip dari balik gorden, ada yang berjalan di sebelah kijing itu. Kukira anjing, tapi berdiri tegak. Kuduga manusia, tapi bentuknya lebih pendek. Mirip E.T. Ah, entahlah itu apa?

Maka aku ogah to the gah untuk baca-baca kisah horor yang dibagikan oleh teman-temanku. Huft. Aku tak mau nambah-nambah beban kehidupanku sendiri. Hihihi.... 

MORAL CERITA:
Sepahit apa pun kenyataan mesti kita hadapi dengan ikhlas. Lhah gimana lagi? Sebesar-besarnya tekadku untuk menyingkirkan kijing itu, untuk menghadiahkannya kepada seseorang, tak ada seorang pun yang mau dengan ikhlas menerimanya. Hmm. Adakah di antara Anda yang membaca postingan ini bersedia kuberi?

  

 Kijing manis usai tersiram air hujan sesaat....

Kijing manis ketika masih berlumuran debu Gunung Kelud....


4 komentar:

  1. Balasan
    1. iya dong... kubilang manis ajaa... klo kubilang kijing horor...malah nambah horornyaahhh

      Hapus
  2. Balasan
    1. kok kkomen kamuuh dobell...dlm rangka utk ngedapetin kijing manis itu yaa..

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!