udara sejuk menggoda mata
supaya tak kuat lagi untuk membuka
tapi mataku mesti tetap terbuka
tahan, tahan, tahan!
jangan terpejam, jangan terpejam!
tetaplah terbuka walau tak sempurna
kerja belum selesai....
#demikian kata Chairil Anwar
dan aku mengamininya
("Sajak Apa Ini?")
PUISI (kalau boleh dibilang sebagai puisi, sih...) di atas begitu saja tersusun di benakku. Yeah! Gara-gara diserang kantuk hebat saat suntuk menekuni naskah, aku putuskan untuk rehat sejenak. Tepatnya rehat sejenak dari naskah utama yang mesti kubereskan. Adapun bentuk rehatnya ya masih munyer-munyer di seputar naskah juga sebetulnya. Hehehe.... Hidup naskah!
Rehat dari naskah utama, dengan cara bikin naskah sampingan. Tentunya agar ada penyegaran otak, naskah sampingannya mesti berbeda genre dari naskah utamanya. Wuah! Genre, bok! Makanan apa itu? Haha.... :D
Hmmm. Berkah dari kantukku yang akut, yang kemudian menyebabkanku rehat sebentar, adalah dua puisi. Sekali lagi, kalau boleh dibilang sebagai puisi lho yaa.... Lho? Kok dua? Yang satunya mana? Tenang, tenang. Tengok saja terus postingan ini. Ntar yang satunya pastilah tertemukan.
Oke. Selamat menikmati dua keping puisi jedaku, ya. Siapa tahu Anda bisa tertawa-tawa sebab merasa terhibur? Siapa tahu pula malah bisa terinspirasi, bahkan termotivasi untuk tidak terkantuk-kantuk lagi. Yeah, siapa tahu?
bila memang perlu
Rehat dari naskah utama, dengan cara bikin naskah sampingan. Tentunya agar ada penyegaran otak, naskah sampingannya mesti berbeda genre dari naskah utamanya. Wuah! Genre, bok! Makanan apa itu? Haha.... :D
Hmmm. Berkah dari kantukku yang akut, yang kemudian menyebabkanku rehat sebentar, adalah dua puisi. Sekali lagi, kalau boleh dibilang sebagai puisi lho yaa.... Lho? Kok dua? Yang satunya mana? Tenang, tenang. Tengok saja terus postingan ini. Ntar yang satunya pastilah tertemukan.
Oke. Selamat menikmati dua keping puisi jedaku, ya. Siapa tahu Anda bisa tertawa-tawa sebab merasa terhibur? Siapa tahu pula malah bisa terinspirasi, bahkan termotivasi untuk tidak terkantuk-kantuk lagi. Yeah, siapa tahu?
bila memang perlu
lakukan dulu jedamu
tak mengapa abai sejenak waktu
tinggalkan deretan rencana dan agenda
yang selalunya nyaris tak berjeda
bila memang kau butuh berjeda,
lakukan saja segera
--sebelum kamu mati
tertikam pisau rutinitasmu--
("Abai Sejenak")
MORAL CERITA:
Jeda itu perlu, rehat itu perlu. Apa pun bentuknya itu. Tapi kalau jedamu-rehatmu bisa diisi dengan sesuatu yang produktif, mengapa tidak?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!