Bagus ya, si Doraemon di atas? Tampaknya pusing-pusing tujuh keliling gegara kebanyakan cinta. Haha! Too much love will kill you.... (Gambar diambil dari internet)
BAIKLAAAH. Ayolah sesekali kita bicara tentang cinta. Cinta apa saja. Cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesuatu. Cintaku kepadamu.... Haha! Tapi sepertinya, yang paling asyik ya perihal cintaku kepadamu. Iya toh?
Jadi? Oke. Berarti kita deal, ya? Deal bahwa postingan ODOP-ku kali ini membahas perihal cintaku kepadamu. Dududu.... Syalala.... :D
Yup! Siapa berani menyangkal bahwa cinta merupakan sesuatu yang tak penting? Yang tak menarik? Aih! Hanya mereka yang patah hati melulu yang enggak berminat bicara perihal cinta. Cek deh. Tak perlu jauh-jauh mengecek orang lain. Cek saja diri Anda sendiri. Instropeksi diri begitu, lho. Haha!
Nah. Sudah mengeceknya? Kalau Anda antipati terhadap rasa cintaku kepadamu, woww... aku berani memastikan bahwa Anda sedang terserang patah hati akut. Huft. Sudahlah. Tak usah lebay sulebay. Jatuh cinta, menjalin cinta, putus cinta. Tanggapi saja dengan biasa-biasa saja. Jalani dengan proporsional saja. Apa salahnya mencari cinta yang lain setelah cinta yang lama terkoyakkan tiada ampun? Qiqiqiqi....
Mungkin Anda penasaran, mengapa tetiba aku menuliskan perihal cinta. Hmm. Mau tahu atau mau tahu banget? Haha! Begini, lho. Yang menginspirasiku untuk bikin postingan beraroma cinta ini sebetulnya status seorang teman. Teman FB yang masih kuliah. Yang belum pernah aku temui di dunia nyata. Begini dia menulis, "Cinta adalah sederhana, seperti cinta ibu untuk ayah yang tidak pernah
diungkapkan kepada kami. Mereka tidak saling membersamai hingga tua, dan ibu masih setia."
Sungguh status yang tak biasa. Aku tahu itu tak biasa. Sebab aku tahu, statusnya itu lahir dari lubuk hatinya yang terdalam. Ya, bagaimanapun sedikit banyak aku tahu anak ini. Kemandiriannya (ia kuliah sembari jualan buku online), kesungguhannya belajar, dan kedalaman rasa terima kasihnya kepada sang ibu. Sungguh, mataku perlahan membasah gegara mengingat teman FB-ku ini.
Hmm. Daripada malah nangis-nangis bombay, aku batalkan saja ya tulisan tentang cintaku kepadamu ini. Tapi mohon digarisbawahi, aku nangis-nangis bukan sebab putus cinta, lho. Namun sebab terhanyut dalam keperihan rasa yang dibawa oleh status teman FB-ku tadi. Hmm.... :D
Duh, cinta. Bicara tentang cinta selalu melibatkan rasa. Bisa rasa kesal, rasa bahagia, rasa kecewa.... Tapi sudahlah. Mari kita tersenyum saja. Senyum itu akan melipat semua kekesalan yang tersisa, lho. Termasuk kekesalan terhadap mantan. Percayalah. Haha!
MORAL CERITA:
Hati-hati bila membaca status fesbuk seorang teman. Bila tak tangguh hati, bisa baper melulu kalau ndilalah statusnya mengharu biru....
iya dong Mas Arief....salah satu sumber inspirasiku adalah status-status facebook lhoo...haha...
BalasHapus