Cepat sembuh ya Mb Agustin. Terus dolan neng Amplaz ben isa nggawe tulisan: hore, akhirnya berhasil masuk Amplaz huhuiii....
(Di atas itu adalah komentar Mbak Noer Ima Kaltsum pada postinganku yang berjudul TAKDIR)
ALHAMDULILLAH. Akhirnya kemarin aku diizinkan-Nya untuk berkunjung ke Amplaz, Ambarukmo Plaza. Haha! Dan sesuai harapan sahabat mayaku, Mbak Noer Ima Kaltsum, kupostinglah tulisan ini. Yup! Horeee.... Akhirnya ngAmplaz jugaaa! Hahaha.... :D
Katrok bin udik, ya. Sangaaaatttt. Amplaz sudah satu dekade berdiri, baru sekarang aku memasukinya. Padahal, sudah sering aku melewatinya. Pernah pula berjam-jam nongkrong di dekatnya. Yakni di dalam shelter transjogja yang berada tepat di sampingnya. Keren 'kan tempat nongkrongku? Haha!
Maklum sajalah. Selama ini aku merasa tak punya kepentingan untuk ke situ. Dan yang pasti, tak punya duit berlebih untuk berbelanja atau sekadar nongkrong di mal besar itu. Sejujurnya aku pun enggak suka budaya konsumtif. Selain memang tak berduit melimpah, aku toh penentang keras kehura-huraan. Halah.... :D
Ih! Masak sih enggak penasaran untuk sekali waktu ke situ? Katanya ingin jadi penulis? Penulis mestinya punya rasa penasaran tinggi, lho. Hmmm. Bukannya enggak penasaran. Hanya saja aku yakin, di mana pun bentuk mal ya begitu-begitu saja. Lagi pula seperti yang pernah kubilang tempo hari, takdir Tuhan belum memungkinkan aku ke situ.... #Ini statemen serius, lho!
Tapi kemarin, aku telah diperkenankan-Nya mengukir sejarah. Aku yang lebih suka masuk belantara rimba daripada belantara kota, akhirnya sukses masuk Amplaz. Dan uniknya, semua karena Rangga. Ya. Rangga telah menggugah minat Mbak Kalya alias Mbak Indah untuk mengajakku nonton AADC2. Haha! Tak kusangka, tak kusangka. Aku menginjakkan kaki ke Amplaz dengan cara seperti ini.
Maklum sajalah. Selama ini aku merasa tak punya kepentingan untuk ke situ. Dan yang pasti, tak punya duit berlebih untuk berbelanja atau sekadar nongkrong di mal besar itu. Sejujurnya aku pun enggak suka budaya konsumtif. Selain memang tak berduit melimpah, aku toh penentang keras kehura-huraan. Halah.... :D
Ih! Masak sih enggak penasaran untuk sekali waktu ke situ? Katanya ingin jadi penulis? Penulis mestinya punya rasa penasaran tinggi, lho. Hmmm. Bukannya enggak penasaran. Hanya saja aku yakin, di mana pun bentuk mal ya begitu-begitu saja. Lagi pula seperti yang pernah kubilang tempo hari, takdir Tuhan belum memungkinkan aku ke situ.... #Ini statemen serius, lho!
Tapi kemarin, aku telah diperkenankan-Nya mengukir sejarah. Aku yang lebih suka masuk belantara rimba daripada belantara kota, akhirnya sukses masuk Amplaz. Dan uniknya, semua karena Rangga. Ya. Rangga telah menggugah minat Mbak Kalya alias Mbak Indah untuk mengajakku nonton AADC2. Haha! Tak kusangka, tak kusangka. Aku menginjakkan kaki ke Amplaz dengan cara seperti ini.
Berhubung tak mau terlihat katrok dan norak, kemarin aku tak meminta untuk dipotret di depan bangunan mal tersebut. Hmmm. Padahal alasan yang sebenarnya, kalau jeprat-jepret di situ aku takut ketahuan Adiba. Hihihi. Wah, wah. Kalau ia tahu emaknya ke mana seharian kemarin, bisa mogok makan ia. Jatah makan siangnya yang kemarin kupersiapkan saja sama sekali tak disentuh. Menyedihkan. Eh? Atau mengharukan, ya?
O, ya. Aku memang senang punya pengalaman baru ke Amplaz. Tapi diam-diam, aku merasa mengkhianati Adiba. Hmmm. Maafkan Bunda ya, Nak. Kumeninggalkanmu saat kau belum pulang sekolah hingga Magrib tiba.... :D
O, ya. Aku memang senang punya pengalaman baru ke Amplaz. Tapi diam-diam, aku merasa mengkhianati Adiba. Hmmm. Maafkan Bunda ya, Nak. Kumeninggalkanmu saat kau belum pulang sekolah hingga Magrib tiba.... :D
#Aku jadi ingat seseorang yang berjanji untuk mengajak jalan-jalan ke Amplaz
MORAL CERITA:
Tuhan selalu memberikan saat yang tepat kepada kita dalam hal apa pun. Dan kali ini, saat tepatku masuk Amplaz tersebab oleh Rangga, eh, Mbak Indah....
Hmmm ... aku nggak dimensyen?
BalasHapusHuh ...*mlengos ...
huahahahahhhaaaaa......
HapusSelamat selamat sudah sampai
BalasHapusAmplaz. Moga2 besok2 ngamplaz sm
Adiba. (Aku jadi memikirkan kapan sampai Amplaz ya?)
Lhooo, Mbak Ima pun blum sempat ke sonoo??
HapusWkkk ... ono sing mlengoz neng nduwur. Konteksnya ini pada yang ngejak ke amplaz, mbak Irfa ... Hayo Mbak Tinbe dikau harus bikin lagi postingan dan mensyen nama nyah irfa 123 kali wkkkk
BalasHapusjiahahahaa....di benakku masih ada hal yg mesti kutulis kok terkait sejarahku ke Amplaz ituu...tenangg
Hapus