Senja Papua nan sedikit merah (by Bang Epi)
BAGIKU, senja selalu terasa romantis dan liris. Sejauh langit tak menghitam legam sebab mendung yang menggantung, aura keromantisannya paten. Sangaaat kental. Setidaknya, demikian itulah yang kurasakan. Dan bisa jadi, Anda merasakan sebaliknya. Bukankah tafsiran masing-masing orang terhadap suatu hal yang sama bisa saling berbeda?
Bagiku, tiap senja mesti terpenakan. Entah senja yang kelam, entah senja yang cerah. Apalagi ketika senja tiba dan langit merona jingga. Rasanya kok jahat bila aku tak menikmatinya dan tak mencatatnya. Hehe.... :D
Namun, suatu kali aku merasakan situasi yang berbeda. Ada satu senja yang membadai, mendung hitam kelam, bahkan hujan, tapi keromantisannya malah menguar kuat. Sampai-sampai aku berani bilang, "Senja romantis adalah... ketika hujan lebat, hari temaram, sesekali petir menyambar, listrik padam, dan bersama-sama ngumpul di mushola untuk mendengarkan tausiah Pak Ustaz...."
Nah! Kalau menurut Anda bagaimana? Romantis atau tidak senja yang seperti itu?
MORAL CERITA:
Satu fakta dapat memunculkan 1001 tafsiran. Maka tak usah saling serang cuma gegara beda persepsi.
Nah! Kalau menurut Anda bagaimana? Romantis atau tidak senja yang seperti itu?
MORAL CERITA:
Satu fakta dapat memunculkan 1001 tafsiran. Maka tak usah saling serang cuma gegara beda persepsi.
senja...hmm senja terromantis bagiku saat melewatkan senja di pantai losari beberapa tahun silam. ada suami dan anak-anak. sangat mainstream, tapi biarlah...aku suka
BalasHapuswaww...mainstrean tapi romantis...
Hapus