TAK terasa setahun sudah berlalu. Hari ini sudah Ramadan, berarti sudah setahun mereka berpulang ke haribaan-Nya. Ya, mereka... tiga tetanggaku yang setahun silam meninggal dunia. Yang satu beberapa hari sebelum Ramadan, yang dua saat Ramadan.
Ya Allah, tak terasa sudah setahun saja mereka tak bersama kami. Rasanya baru beberapa hari lalu. Eh, ternyata sudah 365 hari lebih. Waktu melesat demikian cepat!
Dan aku yakin, walaupun pada awalnya Ramadan terasa lambaaannn, tahu-tahu nanti pasti segera berakhir. Tetiba sudah takbiran, lalu shalat Idulfitri, lalu kembali menapaki hari-hari biasa....
Sepercik sedih hinggap di hatiku. Sudah pasti penyebabnya adalah kenanganku atas tiga tetangga yang sudah almarhum itu. Ndilalah ketiganya adalah tetangga yang lumayan meninggalkan kesan mendalam bagiku. Yang satu rumahnya bahkan bersebelahan denganku.
Namun, aku segera berusaha menyadarkan diri. Boleh-boleh saja sedih karena kenangan pada mereka. Tapi yang jauh lebih penting adalah aku mesti belajar. Yakni belajar dari kematian mereka; kematian yang telah menghentikan segala asa dan cita-cita mereka itu mestinya menjadikanku ingat.
Belajar apa? Belajar bahwa sebagai manusia kita mesti selalu bergegas untuk melakukan kebaikan. Sebelum maut menjemput. Ingat apa? Ingat bahwa ada banyak hutang, baik hutang materiil maupun spirituil, yang mesti segera kulunasi.
MORAL CERITA:
Tuhan itu Mahabaik. Selalu suka menyelipkan hal-hal yang dapat berfungsi sebagai pengingat untuk kembali mendekat kepada-Nya.
Ya Allah, tak terasa sudah setahun saja mereka tak bersama kami. Rasanya baru beberapa hari lalu. Eh, ternyata sudah 365 hari lebih. Waktu melesat demikian cepat!
Dan aku yakin, walaupun pada awalnya Ramadan terasa lambaaannn, tahu-tahu nanti pasti segera berakhir. Tetiba sudah takbiran, lalu shalat Idulfitri, lalu kembali menapaki hari-hari biasa....
Sepercik sedih hinggap di hatiku. Sudah pasti penyebabnya adalah kenanganku atas tiga tetangga yang sudah almarhum itu. Ndilalah ketiganya adalah tetangga yang lumayan meninggalkan kesan mendalam bagiku. Yang satu rumahnya bahkan bersebelahan denganku.
Namun, aku segera berusaha menyadarkan diri. Boleh-boleh saja sedih karena kenangan pada mereka. Tapi yang jauh lebih penting adalah aku mesti belajar. Yakni belajar dari kematian mereka; kematian yang telah menghentikan segala asa dan cita-cita mereka itu mestinya menjadikanku ingat.
Belajar apa? Belajar bahwa sebagai manusia kita mesti selalu bergegas untuk melakukan kebaikan. Sebelum maut menjemput. Ingat apa? Ingat bahwa ada banyak hutang, baik hutang materiil maupun spirituil, yang mesti segera kulunasi.
MORAL CERITA:
Tuhan itu Mahabaik. Selalu suka menyelipkan hal-hal yang dapat berfungsi sebagai pengingat untuk kembali mendekat kepada-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!