SELIMUT BULAN JUNI. Yup, yup. Tentu saja judul di atas terinspirasi oleh "Hujan Bulan Juni" karya penyair pujaanku, SDD. Oiyaaa.... Bagi yang belum tahu, SDD itu = Sapardi Djoko Damono. Mohon diingat-ingat, ya. Bukan Joko Pramono. Haha! Sepintas lalu memang mirip sekali nama keduanya. Tapi soal karya puisi, amat jauuuuuh bedanya.... :D
Oke. Balik lagi ke judul di atas. Mengapa kutergelitik untuk membuat judul begitu? Sebab sekarang kita sedang berada dalam pelukan bulan Juni. Iya toh? Daaan.... Tepat pada tanggal 1 Juni lalu, aku bejo memperoleh hadiah berupa selimut katun bercorak lurik.
Menang lomba cerdas cermat P-4-kah aku? Hadeeeuhh. Zadoel amaaat, lomba P-4? Enggaklah. Itu doorprize. Tak ada lomba apa pun yang kuikuti. Aku hanya datang awal pas pertemuan dasawisma. Terus kedatanganku yang on time itu diapresiasi oleh si tuan rumah. Hihi.
Begini kisahnya. Seperti biasa tiap awal bulan, pada tanggal 1, aku wajib hadir ke pertemuan dasawisma. Sekretaris gitu, lho. Tukang bikin undangannya. Masak enggak hadir? Yeah.... meskipun acap kali datang telat, sejauh tak ada agenda lain yang amat penting aku tak pernah absen. Percayalah! #Keep calm. Ini bukan dalam rangka kampanye demi mencalonkan diri jadi ketua RT lho, ya. Pada dasarnya aku 'kan memang sosok yang penuh dedikasi. Uhuks.
Nah! Awal Juni lalu, rupanya sudah diatur-Nya sedemikian rupa hingga aku bisa datang awal. Tumben-tumbenan. Tak seperti yang lalu-lalu. Tahukah Anda? Apa rahasia di balik kedatanganku yang awal itu? Itu karenaaaa.... aku lupa kalau jam dindingku sengaja diputar lebih cepat sepuluh menit.
Jadi saat suasana sekitar rumah sunyi sepi, aku tercekat. Tatkala kulirik jam dinding menunjukkan pukul 16.00 WIB, aku panik. Aku sudah bersiap ke pertemuan dari tadi kok malah tak ada yang mengajak bareng? Wah, wah. Aku tercecer dari rombongan, nih. Kok enggak ada yang memanggil-manggil sih? Biasanya 'kan pakai acara dipanggil-panggil dulu. Niat enggak telat malah jadi telat, deh. Gara-gara menunggu panggilan. Demikian aku membatin setengah menyesal.
Maka tanpa ba-bi-bu aku langsung melesat setengah berlari ke lokasi pertemuan. Sesampainya di lokasi ternyataaaaa.... masih sepi! Si tuan rumah agak kaget melihatku muncul tiba-tiba dengan agak gedebukan. Sejurus kemudian, ia tertawa-tawa. Mungkin geli melihatku datang dengan napas ngos-ngosan usai berlarian. Ckckck.... # Amat tidak elegan dan kurang keibuan.
Legalah aku kala tahu tidak telat. Tapi agak menyesal sebab telah capek berlarian. Namun, penyesalanku seketika sirna ketika pada akhir acara ada pengumuman. Isi pengumumannya, "Hari ini tuan rumah sedang ingin berbagi rezeki berupa selembar selimut. Berhubung selimutnya hanya satu dan peserta pertemuan banyak, maka diputuskan bahwa yang datang paling awal adalah orang yang berhak menerima selimut itu."
Taaarrrraaaa! Alhamdulillah, Alhamdulillah. Orang yang datang awal itu 'kan aku. Hehe.... Pas selimut lamaku perlu segera dipensiunkan akibat bolong-bolongnya kian banyak, pas dapet selimut. I love jam dinding yang dipercepat lajunya! Haha! Kalau rezeki, memang tak ke mana.
MORAL CERITA:
Tuhan Yang Mahatahu selalu paham apa kebutuhan hamba-Nya. Bila sesuatu yang kita inginkan tak kunjung diberikan kepada kita, berarti memang sesuatu itu sebenarnya tak kita butuhkan. Kita hanya ingin. Sebenarnya tidak butuh ....
Rezekinya orang sregep ontime n online #hadueeeh
BalasHapushadeeuhhh...sregep onlineeeee...biyuhhh biyuhh
Hapus