SEPANJANG malam aku tak tidur. Sedikit tertidur ayam mungkin iya. Tapi tak benar-benar terlelap cantik. Memang sudah kurencanakan begitu. Demi nonton siaran langsung perempat final Euro 2016. Jerman versus Italia. Haha! Sampai segitunya.
Sebagai fans Timnas Jerman garis keras, sudah barang tentu kuberharap timnas tersebut maju jaya menuju semifinal, dan akhirnya ke final, dan akhirnya juara. Aku percaya pada kemampuan Timnas Jerman. Tapi aku juga ngeri. Timnas Jerman punya pengalaman buruk alias kalah bilamana berhadapan dengan Timnas Italia sih....
Maka dini hari tadi aku degdegplas melulu selama menonton pertandingan. Hingga akhirnya Ozil melesakkan satu gol yang bikin aku lega. Kuharap itu satu-satunya gol di pertandingan ketat tersebut. Namun rupanya, kemudian terjadilah handball. Bola menyentuh tangan Boateng. Duuh...! Penalti bagi Italia dan gol. 1-1.
Pada detik itu, tahulah aku bahwa pertandingan bakalan panjang. Benar saja. Ada tambahan 2 x 15 menit. Tetap seri. Dan, adu pinalti. Alhamdulillah pertandingan dramatis itu dimenangkan Jerman. Alhamndulillah. Aku bahagia. Setidaknya kemenangan itu sedikit menghapus rasa kecewa yang menyerangku sehari sebelumnya. Sebuah kekecewaan terkait pekerjaan....
Tapi kukira, yang paling berbahagia dengan kemenangan Timnas Jerman adalah Jerome Boateng. Bukankah adu penalti terjadi setelah Italia menyamakan kedudukan, sedangkan kedudukan sama itu bermula dari lambaian tangan Sang Boateng? Jadi bisa kubayangkan, betapa kecewanya Boateng bila Jerman sampai kalah. Walaupun sesungguhnya, tak patut pula menyalahkannya begitu saja.
Sudahlah. Semua sudah terjadi. Takdir Tuhan kali ini bagi Timnas Jerman, ternyata membahagiakan aku dan Boateng. Haha! Lihatlah. Betapa sebuah hasil pertandingan sepakbola mampu mengaduk-aduk perasaan seorang anak manusia.
Untung Jerman menang. Andaikata kalah, mungkin meme handball Boateng yang dibuat netizen akan makin memojokkan doi. Ah, netizen memang acap kali kejam tiada terperi.
MORAL CERITA:
Betapa sulitnya Timnas Jerman menuju semifinal Euro 2016. Sama sulit dengan perjalananku menujunya dan menuju-Nya.
Moga2 bisa bobok manis
BalasHapushahaha...pasti, pasti mbaak
Hapus