DALAM hidup ini, ada banyak buku yang telah
kubaca. Baik buku yang berstatus sebagai buku pinjaman, buku koleksi pribadi, maupun
buku curian tak sengaja. Hah? Buku curian tak sengaja? Apa maksudnya?
Maafkan aku,
Kawan. Daku sama sekali bukan seorang pencuri. Bukan pula seorang kleptomania tulen.
Hanya saja, tatkala buku pinjaman dari perpustakaan kampung hendak kukembalikan,
selalu saja bapak petugasnya tak ada. Aku kudu piye jal? Selain menyimpan
buku-buku pinjaman itu dengan kurun waktu tak terprediksikan…?
Oke. Mari
balik ke judul: “Tiga Buku Menarik Satu Buku”. Hmmm. Apa maksudnya tuh? Maksudnya ya satu buku ditarik oleh tiga
buku. Hehehe…. Malah mbulet tak karuan.
Cuma dibolak-balik kalimatnya.
Begini,
begini. Aku sebenarnya ingin
bercerita tentang sesuatu yang membahagiakan terkait buku. Sebagaimana yang telah
kunyatakan di awal, aku telah membaca banyak buku di sepanjang hayatku. Dan, masing-masing
buku memiliki kaitan kisah tersendiri denganku. Menggoreskan kesan, baik kesan
mendalam maupun mendangkal sahaja. Haha!
Maka ketika
seorang Gunawan Tri Atmodjo bikin kuis
iseng lumayan bermutu terkait buku, dengan antusias aku ikut. Kala itu
kuisnya begini: Sebutkan tiga buku terbagus
(atau buku yang paling berkesan, ya? Haha… malah lupaaa… ) yang pernah Anda baca. Kemukakan alasannya dalam
tiga kalimat saja.
Daaan,
inilah jawaban yang kutulis untuk kuis tersebut:
(l) TOTTO CHAN Gadis Cilik di Jendela, karya Tetsuko
Kuroyanagi, buku ini kuanggap bagus sebab kepribadian Pak Kobayashi –salah satu
tokoh di dalamnya-- entah mengapa kuyakini mirip sekali dengan bapakku &
sangat menginspirasi siapa pun yang ingin jadi guru/pendidik yang baik dan
benar
(2) MUSHASHI, karya Eiji Yoshikawa, buku tebal ini memang menawan
isinya, tapi jujur aku jauh lebih terkesan pada imajinasi penulisnya:
Subhanallah, benak dan otak penulisnya bagaimana bentuknya ya?
(3) Ulid Tak Ingin ke Malaysia, karya Mahfud Ikhwan, sebab
buku ini seolah-olah memberiku penjelasan secara pribadi, tentang para
tetanggaku yang dulu mendadak raib dari desa dan pulang-pulang menjadi orang
yang lebih kaya daripada bapakku.
Hasilnya?
Alhamdulillah. Aku menaaang…. Hadiahnya berupa sebuah
novel tebaaal. Inilah penampakannya.
MORAL CERITA:
Membaca
buku itu memang sangat bermanfaat dunia-akhirat. Hmmm….
#Setujukah
para pembaca sekalian dengan moral ceritaku ini?
Buku adalah jendela dunia, terlepas zaman serba digital seperti sekarang ini. Kadang untuk mengobati rindu atau bahkan mencari inspirasi dalam menulis blog. Saya pasti membaca buku dan dari situ ilmu baru kadang malah saya dapat.
BalasHapusBukankah ilmu yang bermanfaat salah satu modal kita menuju akhirat :) #cmiiw
Btw, salam kenal balik Mba ^^
Betullll bingittt, buku itu jendela dunia....dan buku tetap punya kelebihan tersendiri dibandingkn dg e-book sekalipun...
HapusTengkiyu Mbak, salam hangat darikuuu :)