ADIBA
sibuk berlatih memutar tombol channel radio. Iya, radio tape recorder. Jadoel bingits,
ya? Eeeaaa…. Sebagian dari perabot di rumah kami memang ogah kekinian. Alias masih kekunoan, tersebab masih
berfungsi dengan baik (dan belum ada dana untuk membuatnya kekinian hihi…).
Yang menjadi
pertanyaan, mengapa mesti berlatih segala? ‘Kan hanya memutar tombol radio?
Begini, begini. Sebagai anak masa kini yang tingkah polahnya kerap kali bikin sang
emak berkomentar ih masa gitu, Adiba memang tak akrab dengan radio. Tuh bocah akrabnya dengan gadget
doooong. Hehe…. :D
Nah. Karena
tak akrab itulah, Adiba tak
luwes bilamana mesti berurusan dengan radio. Tepatnya tak luwes dan kerap kali
masih terkagum-kagum. Dahulu ia bahkan ternganga-nganga pada banyaknya tombol
di radio. Dan, makin takjublah ia ketika aku jelaskan satu per satu fungsi dari
tombol-tombol itu.
Tombol yang
paling disukainya (sepertinya sekaligus dikaguminya) adalah tombol pemindah channel. Namun sayang sekali, Adiba sangat kasar ketika memutar tombol channel. Kurang lembut dan kurang penghayatan. Jadi, kurang oke untuk menemukan sebuah acara yang diminatinya. Oleh sebab itu, ia kusarankan untuk giat berlatih memutar si tombol channel.
Tujuannya? Sudah pasti agar ia piawai menemukan channel yang diminatinya. Piawai itu dalam arti, bisa memutar si tombol channel dengan lemah lembut plus santun. Gawat dong kalau perkakas kuno selalu dikasari. Terancam prothol dari radionya. Hehehe...
Sampai sekarang ia selalu terlihat sangat antusias manakala memutar-mutar
tombol favoritnya tersebut. Kuduga, benaknya belum tuntas berimajinasi mengenai hubungan antara
berputarnya tombol radio dengan bergantinya acara yang terdengar. Bila begitu
disetel terdengar lagu dangdut, maka saat tombol channel diputar sedikit, bisa
mendadak berubah menjadi acara siraman rohani.
Suatu
ketika aku bahkan pernah menjumpainya sedang tercenung di depan si radio.
Tercenung sembari tangan kanannya sibuk memutar-mutar sang tombol kesayangan.
Demi melihatnya dalam posisi seperti itu, aku sebagai emak yang imajinatif pun
tersenyum-senyum geli.
Imajinasiku
langsung meliar. Membayangkan simpul-simpul otaknya sibuk mengimajinasikan
hubungan antara berputarnya tombol radio dengan bergantinya acara yang didengarnya.
Nah ‘kaaan… berarti tak salah bila di atas kukatakan bahwa benaknya belum tuntas
berimajinasi mengenai hubungan antara berputarnya tombol radio dengan bergantinya
acara yang terdengar.
Demikianlah
adanya. Sampai sekarang Adiba
ternyata masih saja ternganga-nganga pada tombol channel radio jadoel kami. Uh
la la syekaleee, bukaaan? Seru, seru. Untuk seorang anak yang kerap kali ngatain emaknya kudet, kurang up date, ini terasa amat sesuatu. Hahaha…. :D
#Mengapa aku memilih menggunakan istilah "channel", ya? Tidak "saluran"?
MORAL CERITA:
Sekekinian
apa pun sang orang tua, rupanya tetaplah ada hal-hal yang menjadi penanda bahwa
orang tua memang berasal dari masa kuno….
Jangan lupa ajari nyetel kaset mbak. Ben tambah ternganga hhh
BalasHapussiyeeeppp
Hapus