Undangan karyakuuu....:p
WOW! Tahu-tahu sudah nyaris di penghujung
Agustus. Iya. Agustus tinggal hari ini dan besok. Berarti akan segera ganti
bulan. Berarti akan segera menerima gaji; bagi yang gajiannya awal bulan.
Berarti harus segera membayar uang sewa kamar; bagi para penyewa kamar bulanan
(alias anak kos). Berarti siap-siap mencicil utang; bagi mereka yang masih
berutang. Hahaha....
Lalu, penghujung bulan berarti apa bagiku? Selaku
sekretaris dasa wisma seumur hidup, bagiku penghujung bulan itu berarti....
bikin undangan lagiii. Penampakan undangannya seperti di atas itu tuuuh.
Sederhana namun penuh makna. Sepele namun bisa menimbulkan urusan yang
bertele-tele.
Aku tidak lebay jikalau bilang undangan itu penuh
makna. Bayangkan saja. Tanpa hadirnya undangan serupa itu pada akhir bulan, seluruh
anggota dasa wismaku pasti kebingungan. Kapan
sih pertemuan rutinnya? Tetap awal bulan atau dimundurkan waktunya? Pertemuannya
di rumah siapa, ya? Pakai seragam yang mana, ya? Apa kubilang? Penuh makna!
Bagaimana dengan urusan yang bertele-tele? Begini
penjelasannya. Sebagai manusia biasa, aku tentu tak luput dari sifat lupa. Maka
kadangkala gegara lupa, ada satu dua orang yang tidak kukasih undangan. Sepele
sebetulnya. Hanya saja, ada beberapa anggota yang terlalu baper. Bila tak
menerima undangan, langsung mengedepankan pikiran negatif. Merasa tak dianggap.
Merasa dianaktirikan. Daaan, betul-betul tidak hadir ke pertemuan meskipun tahu
tempat dan waktu pertemuannya.
Kalau dipikir-pikir, mana mungkin aku sengaja tidak
memberikan undangan? Terlebih kepada anggota dasa wisma yang mesti melunasi utangnya,
pada pertemuan tersebut. Duileeeh. Logikanya di mana coba? Huft.
Yang paling menyesakkan dada, ternyata banyak yang
tak membaca si undangan dengan cermat. Coba bayangkan. Segala sesuatunya sudah
kutulis detil pada undangan. Mulai dari hari-tanggal-jam-tempat hingga seragam
warna apa yang mesti dipakai. Lalu, si penerima undangan mesti melunasi pinjamannya
seberapa rupiah; si penerima bertugas sebagai apa saat pertemuan nanti. Eee,
lha kok masih ada yang bertanya, “Mbak, pakai seragam apa ‘ntar?” Atau,
“Pertemuannya di rumah siapa, ya?”
Oh, Tuhanku. Sabarkan hatiku dalam menanti jodoh
terbaik dari-Mu (oops, salah menempatkan doa nih…). Maksudku begini, lho. Buat apa
aku luangkan waktu untuk bikin undangan secara detil bila hanya untuk dicampakkan?
Untuk apa coba? Padahal, undangan itu aku bikin dengan penuh cinta. Wah, kalau
tidak dengan cinta pasti sudah sejak lama aku mangkir dari tugas abadi
tersebut. Hehehe…
Tuhan, kuatkan hamba-Mu ini. Bimbing aku agar senantiasa
bersabar dalam membuat undangan-undangan berikutnya kelak. Aamiin.
MORAL CERITA:
Kesadaran adalah matahari. Kesabaran
adalah bumi. Eeeaaaa… Ini sih kutipan dari puisi W.S. Rendra. Haha!
doa yang salah tempat itu ya ... hmmm
BalasHapushiyyyaaaaaa....hihi...
HapusNek nggonku tanggalan kok mbak. Tanggal 6 PKK. Tempatnya sudah ditentukan pd bulan sebelumnya. Terus di group WA diingatkan lagi. Tapi dakuhhh kerep lupa karena tak memiliki tetangga dekat. Tau2 lihat ibu2 pake seragam PKK dah bubar hhh. Efek tak ada undangan
BalasHapusutk pertemuan PKK selalu tgl limabelas, mbak. Ini utk yg dasawisma....dasawisma lain pakai SMS dan Wa undangannya, tapi dawisku pakai kyk gitu sebab pada gak punya HP dan banyak yg buta hutuf...klo pkai undangan kertas gitu kan bisa minta tolong dibacain oleh orang lain yg bisa bacaa...hehehe...
Hapus