LAGI-LAGI tadi aku bersepeda pagi. Tujuannya
bersilaturahmi dengan para penjual menu sarapan. Seperti biasa pula, aku
berangkat kepagian.
Tepatnya sih, kepagian yang kusengaja. Yup! Begitulah adat kebiasaanku (nyaris) tiap hari. Agak absurd memang. Tapi itulah faktanya. Sungguh sebuah fakta yang tak dapat disangkal. Hahaha.... : p
Tepatnya sih, kepagian yang kusengaja. Yup! Begitulah adat kebiasaanku (nyaris) tiap hari. Agak absurd memang. Tapi itulah faktanya. Sungguh sebuah fakta yang tak dapat disangkal. Hahaha.... : p
Maksudnya apa sih, kok kepagian
yang disengaja? Ealaaah. Disengaja ya disengaja ....
Mengapa begitu? Karena aku ingin muter-muter dulu. Olahraga sedikit lah sebelum ketemu salah seorang pemilik lapak makanan. Itung-itung bakar lemak sebelum sarapan.
Mengapa begitu? Karena aku ingin muter-muter dulu. Olahraga sedikit lah sebelum ketemu salah seorang pemilik lapak makanan. Itung-itung bakar lemak sebelum sarapan.
Di samping itu, menghirup udara pagi 'kan segar. Segar-segar menyehatkan. Bikin hati plong. Otak pun jadi mudah menangkap inspirasi. Halah, sok-sokan mampu menangkap semua ide nih.... Padahal masih kerap nyuekin ide ciamik.
Faktanya pagi tadi, bukan ide yang sukses kutangkap. Lalu apa, dong? Hmmm. Yang berhasil kupeluk justru rasa haru.
Tepat di sebuah ruas jalan, keharuan terasa demikian menyergap. Daku terbawa suasana. Sejauh mata memandang, terlihatlah kibaran pelan sang merah putih. Iya, itulah yang bikin aku baper. Baper sebelum laper.
Tepat di sebuah ruas jalan, keharuan terasa demikian menyergap. Daku terbawa suasana. Sejauh mata memandang, terlihatlah kibaran pelan sang merah putih. Iya, itulah yang bikin aku baper. Baper sebelum laper.
Duh, aduh. Betapa hatiku terasa pilu. Sungguh Agustus demikian terasa mellow. Gubraks! Lebay bin alay, deh.
Namun, jangan salah. Tingkatan kebaperanku itu tetap kalah, kok. Kalah oleh kobaran semangat di dalam jiwaku. Di dalam jiwa Rangga ini, eh, raga ini…. #Maaf Cinta, kusebut-sebut Rangga di sini :p
Namun, jangan salah. Tingkatan kebaperanku itu tetap kalah, kok. Kalah oleh kobaran semangat di dalam jiwaku. Di dalam jiwa Rangga ini, eh, raga ini…. #Maaf Cinta, kusebut-sebut Rangga di sini :p
Hmm. Mungkin sebenarnya, baper agustusanku bukanlah sebentuk kesedihan yang profan. Idih,
opo iki? Melainkan secuil kesedihan yang bermakna…. #Oalaaah gayaneee
:p
Sudahlah, sudahlah. Pokoknya begini. Agustus selalu menggairahkanku.
Selalu membangkitkan nasionalismeku. Selalu membuatku terkenang masa perjuangan. Selalu membuatku geram pada kaum pecundang negeri. Selalu membuatku super sedih. Iya, sedih karena banyak saudaraku sebangsa yang suka bikin kisruh negara.
Selalu membangkitkan nasionalismeku. Selalu membuatku terkenang masa perjuangan. Selalu membuatku geram pada kaum pecundang negeri. Selalu membuatku super sedih. Iya, sedih karena banyak saudaraku sebangsa yang suka bikin kisruh negara.
Singkat cerita, Agustus selalu penuh makna bagiku. Hari-hari yang
terhimpun di dalamnya bertenaga. Serasa mengandung energi yang berbeda. Energi
sihir… yang menyihir penglihatan mata batinku. Halah.
MORAL CERITA:
Mumpung berada
di bulan merah putih, ayolah kita sejenak berefleksi diri terkait negeri
ini. Sesudah itu, boleh sepedaan ke mana pun kalian mau. Hihi....
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!