HUFT.... Pagi yang sejuk namun matahari terlihat
amat cerah. Tak ada mendung. Tapi entah siang nanti. Iya, benar. Saat ini
memang Agustus. Sebuah bulan yang --dulunya-- tak mengenal hujan. Hmmm.
Bolehlah dibilang sebagai akibat dari rusaknya tatanan musim.
Tak perlu disesali. Kiranya sudah menjadi sunnatullah.
Toh semua juga akibat kecerobohan kita sendiri. Jadi, nikmati saja apa yang ada
kini. Bila hujan menggila di siang bulan Juni, tak usah gila-gilaan menggerutu.
Tak usah merasa terkacaukan jadwal. Sekali lagi, sudah menjadi sunnatullah.
Memang sih, cuaca menjadi sulit diprediksi. Sudah
bawa payung sebab mendung, eh ternyata tak hujan. Sudah pede menjemur sederet
cucian, malah mendadak hujan lebat. Iya, semua serba tak terduga. Sama persis
dengan hidup ini.
Kehidupan kita ini memang penuh dengan
ketakterdugaan. Detik ini tersenyum bahagia, setengah detik berikutnya bisa
meratap-ratap. Menit ini masih bernapas, satu jam ke depan ternyata wafat.
Serba tak terduga. Sebagaimana musim belakangan ini....
MORAL CERITA:
Marilah bersyukur saja. Hujan dan panas toh
sama-sama merupakan anugerah dari-Nya. Iya 'kan?
Satu kata yang kusuka dalam postingan ini: ketakterdugaan
BalasHapushihihi... why?
Hapus