MARI sejenak
berbincang tentang rokok. Ingat, aku mengajak berbincang tentang rokok. Bukan mengajak
Anda merokok. Camkan itu. Aku tak mau bila terjadi salah paham di antara kita.
Hehehe…. :p
Anda tentu mafhum. Hari-hari
ini rokok sedang kerap disentil-sentil perihal harganya. Konon mau dilejitkan
setinggi langit harganya. Dari belasan ribu rupiah, dikabarkan akan menjadi lima
puluh ribu rupiah. Fantastis, ya?
Sudah pasti banyak pro dan kontra begitu
terdengar rencana tersebut. Rokok gitu, lhooo. Bukan merupakan sembako namun amat
dibutuhkan banyak orang di negeri ini. Lagi pula, industri rokok kita terkait
erat dengan banyak hal di negeri tercinta ini. Jadi, wajar kalau banyak yang
buru-buru berkomentar riuh.
Tentu saja komentarnya sesuai dengan latar belakang
masing-masing. Sesuai dengan isi benak tiap komentator. Pokoknya riuh, deh.
Riuh dan “lucu”.
Padahal, kabar pemahalan harga rokok itu konon hoax. Kalaupun
tidak hoax seratus persen, setidaknya masih merupakan penggiringan opini. Belum
merupakan rencana resmi pemerintah. Eh? Entahlah, entah. Daku kok malah jadi
ngeri. Sudah saja deh ya tulisan ini. Takut salah berpendapat.
MORAL CERITA:
Jangan mudah baper dalam
menerima informasi apa pun. Teliti dulu, pahami, baru berpendapat/berkomentar
secara elegan. Oke?
gak mgkn lah hrga rokok dinaikin sefantastis gitu, nanti malah byk kejahatan buat nambahin beli rokok, jadi apa bedanya dgn narkoba..
BalasHapusRokok dihargai murah malah makin untung gede, wong pd doyan ngerokok, pejabatnya juga ngerokok, gak mau rugi yg beli :D
betul mbak, riskan bila nekad2an memfantastiskan harga rokok haha....
Hapus