KUTULIS
postingan ini dengan menahan tawa geli. Hai? Mengapa begitu? Sebab tulisan ini
terinspirasi oleh kejailan Adiba.
Kejailan yang bikin aku sempat ngakak berat. Hmm. Kejailan macam apa sih yang
dilakukannya? #eh... termasuk kejailan atau bukan, ya?
Begini kisahnya.
Tatkala semalam aku sibuk menyetrika, Adiba
juga sibuk dengan tombol radionya. Ah!
Silakan baca Adiba dan Tombol Radio agar paham duduk perkaranya. Hihihi….
Entahlah
tuh bocah hendak mendengarkan acara apa? Lha
wong sedari awal hanya memutar-mutar tombol channel. Tak sekalipun berhenti
pada satu gelombang tertentu. Baru terdengar lagu sekelumit sudah diputar lagi
tombolnya. Baru terdengar dua kalimat dari seorang penyiar, eh, langsung dipindah
ke saluran dangdut.
Tapi aku hanya
diam. Kumalas berkomentar. Lagi pula kalau kukomentari, dia akan menghentikan
keasyikan ajaibnya itu. Ujung-ujungnya malah balik ke gadget. Ih! Aku ‘kan paling tidak suka jika dirinya
terlampau intim dengan gadget. Maka aku geram pada keputusan sang ayah yang
membelikannya HP. Huft! #agak baper ini
Sudahlah.
Mari balik fokus ke Adiba. Ternyata
sesudah sekian menit putar sana putar sini, dia memutuskan berhenti pada satu
gelombang. “Bundaaa…. Ini lagumuuu…. Dengarkan, dengarkan!” Teriaknya antusias.
Sesaat
kemudian, aku terbahak-bahak begitu ngeh dengan lagu yang terdengar. Hahaha….
“Kenapa kaubilang kalau lagu ini lagu Bunda?” tanyaku.
“Lho? Bunda
suka menyanyikannya ‘kan? Bunda hafal, lho.”
Rupanya diam-diam
dia mencatat kebiasaan gokilku dengan lagu tersebut. Selama ini bila menyetel radio
dan menemukan lagu tersebut, aku memang acap kali ikut menyanyi keras-keras.
Menyanyi dengan semangat empat lima dan didukung oleh rasa geli tiada tara.
Biasalah.
Seperti laiknya sebuah lagu pop. Lagunya esay listening. Langsung mudah diikuti
tanpa perlu mempelajarinya dengan keras terlebih dahulu. Terlebih liriknya kacau-kacau
menggelitik hatiku. Jadi, makin mudahlah aku untuk “ikut” menyanyikannya. Ingat,
ada kata “ikut” di situ. Maka artinya, aku tak dapat menyanyikannya sendiri….
#DIR (= Daya Ingat Rendah)
BTW, lagu apa
sih itu? Yang sedari tadi dibahas? Hah. Ini judulnya: “Terlatih Patah Hati”. Siapa
penyanyinya? Entahlah. Hihihi….
MORAL CERITA:
Anakmu
adalah pengamat setiamu…. :p
Sing piye kuwi lagu "Terlatih Patah Hati"? Kok baru tau krungu judule. Ngko kapan-kapan tak ngeyutup nonton
BalasHapuspokokeee uaaaappiikkk
Hapusmesti nyetel AM, FM nya gak ada haha
BalasHapusyeee...tehu aajaa...hahaha...
Hapus