“Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal.” (Al-Baqarah: 197)
HARI
ini lagi-lagi ada siaran dari masjid dekat rumah. Maksudku, siaran dukacita.
Tentang siapa yang meninggal hari ini. Iya, hari ini tetangga yang dipanggilnya
masih berusia 25 tahun. Meninggalnya di rumah sakit. Mungkin takdir kematiannya
lewat sakit atau kecelakaan. Entahlah. Daku belum mendapatkan info akuratnya.
Iya.
Sudah empat hari ini, berturut-turut, ada siaran kematian dari
masjid. Yang berarti, empat tetangga telah dipanggil-Nya. Semuanya
berpulang
setelah melalui ikhtiar sehat di rumah sakit. Dan, semuanya
berpulang dalam usia yang relatif muda. Sungguh, kematian memang rahasia-Nya.
Misteri sekali bagi kita. Usia sama sekali tidak dapat dipakai
sebagai patokan mengenai datangnya ajal. Begitu pula halnya
dengan status sosial, kondisi kesehatan, dan lain-lain.
Yup. Kematian
adalah rahasia Tuhan. Mutlak menjadi rahasia-Nya semata. Maka langkah terbaik
bagi kita untuk menghadapinya adalah bersiap diri. Yakni bersiap diri dengan
meningkatkan ketakwaan. Iya. Dalam hal ini, ketakwaan adalah sebaik-baik bekal.
Bila ajal memanggil, maka segalanya menjadi tak berarti kecuali amal saleh.
Yuk, kita berlomba-lomba menyongsong ajal dengan tingginya ketakwaan.
MORAL
CERITA:
Berita lelayu adalah
pengingat. Iya, rupanya begitu.
sudahkah kita memiliki bekal cukup untuk pulang kampung akhirat?
BalasHapusnah, itulah yg mesti kita pertanyakan setiap detik...
Hapusiya mbak, setiap berita kematian yang disiarkan oleh masjid. selalu bikin ingat umur diri sendiri, apa sudah banyak bekal pahala untuk akhirat nanti :(
BalasHapusdemikianlah adanya mbak...
Hapus