HUFT. Mari sejenak merenung. Merenung tentang
hidup ini. Tentang kehidupan kita yang fana namun terlihat nyata. Dan tersebab terlihat nyata,
kita kerap kali tertipu oleh gemerlapnya. Wajar, sih. Sesuatu yang gemerlap
memang terlihat indah dan mewah. Berkilauan. Menebar pesona kepada siapa pun yang melihatnya. Hingga akhirnya kita
terjerat pesona dunia.
Padahal, sungguh runyam bila kita sudah terjerat
pesona dunia. Segala energi akan kita kerahkan untuk selalu mengejarnya.
Sementara pesona dunia itu bikin haus. Kayak air laut. Makin ditenggak makin bikin haus. Jadi, kapan selesai mengejarnya?
Sungguh. Apabila
kita tidak bisa menjalani hidup ini apa adanya, kita bisa terlindas dan
tergilas oleh waktu, bahkan oleh zaman. Kita terseret-seret tanpa ampun dalam
putaran sang waktu. Kita akan selalu bergerak mengejar entah. Kita tak akan
punya lagi ketenangan. Kita akan dikuasai oleh waktu, oleh materi yang kita
kejar.
Walhasil secara perlahan namun pasti, kita akan beranjak gila. Bagaimana bisa begitu? Sebab kita tidak lagi
bisa mengendalikan diri dan kehidupan kita sendiri. Kita akan senantiasa merasa
kurang, kurang, dan kurang secara materi; bahkan hingga kita mati nanti.
Akan
sia-sialah hidup kita. Kerja keras membabibuta dengan mengabaikan keluarga,
ironisnya juga sekaligus melupakan-Nya, tapi belum tentu bisa kaya. Justru yang
pasti bisa adalah: kita akan menyengsarakan keluarga! Celaka sekali, bukan?
MORAL CERITA:
Ternyata belakangan ini aku lagi banyak "ingat" dan "sadar". Alhamdulillah....
kok hanya secuil, mbok sebongkah ngono. hehe, melu-melu mengingatkan diri-sendiri
BalasHapussecuil secuil entar jadisebongah...
Hapusehhh sebongkah...
HapusBagaimana seseorang nggk bisa mengendalikan dirinya sendiri?
BalasHapusbisa saja lho Maaas.... namanya juga manusia...tempatnya salah dan lupa... :)
Hapus