HARI ini aku mau bercerita. Tentang apa? Tentang kisahku pada hari ulang tahun Adiba, tanggal 3 Oktober lalu. Gara-gara Adiba menolak dibelikan kue tart, maka uang pembeli kue tart kupergunakan untuk membelikannya kado lain. Dan berhubung emaknya penulis (ciee...), yang pertama kali ada di benak ya membelikannya buku-buku. Lagi pula, ia memang sudah lama minta dibelikan buku baru.
Tapi kupikir-pikir, tepat pada tanggal 3 Oktober itu, justru aku yang hura-hura uh syalala. Iya, betul. justru aku yang mendadak punya Me Time. Lha kok bisa? Bisa, dong. Bukankah untuk membeli buku aku harus pergi ke kota? Tepatnya ke tokbuk Gramedia? Nah, lho. Berarti aku jalan-jalan 'kan? Sejenak meninggalkan dusun di pojok utara wilayah Bantul, untuk menghirup aroma pusat kota Jogja. Wow!
Yang lebih asyik, ternyata di halaman tokbuk Gramedia sedang ada bazar. Wah, wah. Betul-betul Me Time aku jadinya. Walaupun buku-buku yang kucari tak ada di bagian bazar, yang berarti sedang tidak didiskon, tak jadi soal. Rencana awal 'kan memang beli buku yang sesuai dengan selera Adiba. Yang ternyata adanya di dalam toko. Dengan harga normal. It's okay. Lagi pula, buat kado anak tercinta tak elok kalau pakai buku obralan. Haha!
Barulah setelah kelar memborong bakal kado, di bagian dalam toko, aku kembali ke halaman. Balik ubek-ubek buku di bazar. Kali ini buat konsumsi diriku sendiri. Lumayan memperoleh beberapa buku dengan kisaran lima puluh ribu saja. Hmm. Meskipun dengan rasa sedikit perih, sih. Maklum saja. Aku agak terserang baper tatkala itu, mengingat bila buku aku sendiri yang diobral dengan harga yang semurah-murahnya. Huft!
Begitu usai membayar buku-buku di kasir, aku bergegas menelepon ojek cantik langgananku. Ya, kali ini aku tak boleh mampir-mampir seperti biasanya. Tujuanku satu saja, yaitu ke tokbuk Gramedia dan langsung pulang. Jangan sampai aku pulangnya kalah cepat dari Adiba. 'Kan mau memberikan kejutan?
Alhamdulillah semua kemudian berjalan sesuai dengan rencana. Adiba senang dengan kado yang diterimanya. Apalagi aku tak hanya membelikannya buku-buku. Ada majalah, aksesoris, pernak-pernik, dan permen juga. Lalu, kuselipi selembar kertas berisi pesan manis. Sesekali seperti orang-orang lain, dong. Yang akur-akur manis antara emak dan anak. Haha!
Dan Alhamdulillah untuk semua yang aku beli dan ongkos ojeknya, tidak sepeser pun aku keluar uang. Lho? Lalu, siapa yang berbaik hati membayari? Hush. masih bertanya pula tentang hal itu. Ya jelas ayah Adiba dong, ah.
MORAL CERITA:
Tuhan selalu Mahatahu apa yang kita mau, yang aku mau. Aku mau sesekali Me Time dan gretongan, Dia SWT ternyata mewujudnyatakan mauku melalui momentum Adiba ulang tahun.
Voilaaa! Inilah segambreng kado buat Adiba.... |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!