PADA tanggal 27 Oktober malam aku bertanya kepada Adiba, "Besok pakai seragam apa? Putih merah atau seragam hari Jumat?" Yang kutanya malah heran. Ia merasa heran sebab tetiba kutanya soal seragam.
"Memangnya ada apa, Bunda? 'Kan pakai batik kalau Jumat?"
"Lho? Besok tidak upacara?" Tanyaku gantian heran.
"Enggak. Lha ada apa kok upacara?" Adiba menatapku dengan sorot mata penuh tanya.
"Oalaaah, Nak. Besok 'kan Hari Sumpah Pemuda."
"Oiya, ya? Besok itu tanggal 28 Oktober. Hari Sumpah Pemuda yang keberapa?"
"Yang ke-88," jawabku singkat.
Sejurus kemudian aku hanya terdiam. Aku tak habis pikir. Mengapa tak ada upacara di sekolah Adiba? Jangan-jangan banyak sekolah yang seperti itu? Tidak memeringati Hari Sumpah Pemuda dengan upacara? Entah sebab kelupaan, entah karena memang sengaja?
Duh, duh, duh. Pantas saja kalau anak-anak zaman sekarang kurang tahu sejarah. Kurang paham dengan para pahlawan bangsa mereka sendiri. Lha wong kayak gitu eee....
"Eh, Bunda. Aku ingat sesuatu. Pantesan Mas Ilham tadi status BBM-nya begini: Semoga besok hujan deras dari pagi, supaya tidak jadi bertugas dalam upacara. Kupikir, Jumat kok ada upacara?"
Aku terhenyak. Astaganaga! Parah banget. Yang sekolahnya mengadakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda malah tidak bersemangat untuk ikut upacara. Padahal, ia malah bertugas dalam upacara tersebut. Padahal lagi, ia sudah duduk di bangku SMK. Mengapa kurang paham juga terhadap Hari Sumpah Pemuda?
Sudahlah. Mengapa aku cerewet soal upacara seperti ini? Yeah, mungkin gegara aku rindu upacara. Rindu masa-masa dulu tatkala berbaris rapi di bawah sinar matahari. Bersama-sama menyanyikan Indonesia Raya dan lagu-lagu nasional lainnya. Yang ternyata di bawah sadarku, semua itu telah meneteskan rasa cintaku yang abadi pada republik tercinta ini.
Maka aku amat menyayangkan, mengapa di sekolah Adiba tak ada upacara hari ini. Ah! Ternyata yang tak ada hari ini tak hanya New York, melainkan upacara Hari Sumpah Pemuda juga.... #kutulis dengan ingatan pada puisi yang berjudul Tak Ada New York Hari Ini
MORAL CERITA:
Meskipun secara nasional telah ditetapkan bahwa tema peringatan HSP 2016 adalah "Pemuda Indonesia menatap dunia", faktanya gaungnya kurang menggema. Sebagian anak sekolah bahkan tak tersentuh sedikit pun. Menyedihkan!
Para pemuda (zadoel) Indonesia menatap dunia |
Para pemuda (lebih zadoel) Indonesia menatap dunia |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!