ALHAMDULILLAH. Terima kasih tak terhingga kepada Allah Yang Maha Menyadarkan. Yang kali ini telah berkenan menyadarkanku untuk lebih detil dan adil dalam menilai Adiba. Aih! Tentu saja bukan menilai untuk pengisian rapor, ya. Aku 'kan ibunya. Bukan ibu gurunya.
Lalu menilai dalam hal apa, dong? Biasalah. Menilai perilakunya sebagai seorang anak. Hehehe.... Selama ini terusterang saja aku sering negative thinking kepadanya. Aku pun sering merasa tak percaya diri di hadapan para orang tua lain. Mengapa? Sebab --menurutku-- Adiba sangat tak sehebat anak mereka. Dengan kata lain, aku nyaris tak melihat kelebihannya jika dibandingkan dengan anak-anak lain. Ih! Perasaan yang sedikit jahat memang.
Hingga akhirnya, ada sebuah lomba menulis dengan tema "Bangga Jadi Ibu". Penyelenggaranya EmakPintarAsia dan Bitread. Tatkala tahu hadiahnya berupa uang, aku sangat berminat ikut. Meskipun bagi orang yang berduit jumlah rupiah hadiahnya tak seberapa, bagiku tetap amat bermakna. Terlebih aku sedang kosong projek alias nol pendapatan. Haha!
Namun, apa daya? Saat kubaca temanya, semangatku menjadi turun. Duh! Kok "Bangga Jadi Ibu", sih? Demikian keluhku dalam hati. Akan tetapi, semesta raya pun bekerja atas perintah-Nya. Pada satu titik kutergerak untuk IKUT. Yup! Walaupun merasa tak punya kebanggaan terhadap Adiba, kuputuskan untuk tetap ikut kompetisi.
Pada waktu itu aku bertekad, aku akan jujur saja untuk mengungkapkan secara blak-blakan tentang ketidakbanggaanku pada Adiba. Tapi rupanya, justru pada saat mulai menulis aku tersadarkan oleh sesuatu. Yakni sesuatu yang kemudian membuatku menilai Adiba dari sisi lain. Tepatnya dari sisi yang lebih positif.
Alhasil usai menulis artikel untuk lomba tersebut, Alhamdulillah perasaanku sebagai ibu jadi lebih lega. Aku merasa lebih mampu menerima Adiba apa adanya. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah. Tak kuduga tak kusangka, bahkan sebelum pengumuman pemenang pun aku telah memenangkan pikiran baikku atas pikiran burukku. Jelas aku sangat bahagia dengan kenyataan ini.
Dan, kebahagiaanku bertambah manakala di ujung November 2016 hasil lomba diumumkan. Yoi. Aku memang tidak berhasil menjadi juara 1-2-3. Yang berarti gagal mendapatkan uang. Tapi Alhamdulillah, tulisanku terpilih sebagai 99 finalis. Adapun tulisan yang berhasil menjadi finalis tersebut akan dijadikan antologi, tepat pada 22 Desember 2016 nanti. Ya, insya Allah rencananya begitu.
Terima kasih, Tuhan. Telah Kauizinkan aku untuk menutup November ini dengan manis. O, ya. Jika ingin tahu tulisanku yang kuikutkan lomba tersebut, silakan baca Bidadari Jail Kebanggaanku. Oke?
MORAL CERITA:
Allah SWT sesungguhnya selalu menggedor kesadaran kita dari mana saja. Hanya saja, kita kerap kali abai terhadap gedoran itu. Iya 'kan?
Mama Indah, Nina, aku, Adiba. Sejujurnya ingin kupasang fotoku bersama Adiba saja. Tapi kami tak pernah pose berdua. Huft! |
Salam buat Adiba yang manis ya mbak :) kalau ada kesempatan ketemu aku photoin berdua deh :) salam
BalasHapusIya, Mbak Dewi. Insya Allah akan aku sampaikan salammu klo dia pulang sekolah nanti. Ohh, semoga kami berdua dapat ketemu dengan Mbak Dewi...di Denmark pula... Aamiin... Makasih ya, atas kunjungannya ke sini
Hapus