INGIN menjadi teman penulis adalah cita-cita salah seorang temanku. Iya, betul. Tidak ada salah ketik di sini. Temanku itu memang bercita-cita menjadi teman penulis, kok. Bukan menjadi penulis. Sebuah cita-cita yang sangat mengharukan toh?
Terus terang saja, kuterkesima tatkala pertama kali tahu hal itu. Maksudku tatkala ia mengatakan hal itu kepadaku. Sebab kurang yakin dengan pendengaranku, kubertanya, "Eh? Apa? Cita-citamu ingin menjadi teman penulis? Bukan menjadi penulis? Yakin begitu cita-citamu?"
"Iya. Betul seperti itu. Aku dulunya memang bercita-cita untuk menjadi teman penulis," jawabnya mantap.
"Eh? Apa sebabnya?" Tanyaku, masih kurang yakin.
"Enggak tahu kenapa? Waktu itu kuberpikir, rasanya kok menyenangkan sekali kalau punya teman penulis. Lalu aku punya bukunya, ditandatanganinya...."
Maka aku tertawa geli agak berkepanjangan. Terlebih ketika ia melanjutkan perkataannya. "Dan, cita-citaku tercapai 'kan?"
Ya iyalah, Kaaaak. Cita-citamu ingin menjadi teman penulis sangat tercapai. Lha wong dirimu jadi anggota IIDN 'kan? Ibu-Ibu Doyan Nulis.... Haha! Selamat ya, Kaaak. Cita-citamu sudah sangaaat terwujud. Alhamdulillah.
MORAL CERITA:
Manusia memang unik. Menurutku, temanku yang ini berkarakter serius. Maka tak kusangka kalau cita-citanya justru antimainstream.
"Iya. Betul seperti itu. Aku dulunya memang bercita-cita untuk menjadi teman penulis," jawabnya mantap.
"Eh? Apa sebabnya?" Tanyaku, masih kurang yakin.
"Enggak tahu kenapa? Waktu itu kuberpikir, rasanya kok menyenangkan sekali kalau punya teman penulis. Lalu aku punya bukunya, ditandatanganinya...."
Maka aku tertawa geli agak berkepanjangan. Terlebih ketika ia melanjutkan perkataannya. "Dan, cita-citaku tercapai 'kan?"
Ya iyalah, Kaaaak. Cita-citamu ingin menjadi teman penulis sangat tercapai. Lha wong dirimu jadi anggota IIDN 'kan? Ibu-Ibu Doyan Nulis.... Haha! Selamat ya, Kaaak. Cita-citamu sudah sangaaat terwujud. Alhamdulillah.
MORAL CERITA:
Manusia memang unik. Menurutku, temanku yang ini berkarakter serius. Maka tak kusangka kalau cita-citanya justru antimainstream.
Temanku itu bersama beberapa anggota IIDN Jogja. Hihi.... |
Kalau yang ini IIDN Jogja dalam tampilan yang lebih banyak. Tapi yang cowok itu bukan IIDNers, lho. |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!