SABTU, 3 Desember 2016, adalah sebuah hari yang bersejarah bagiku. Sebab pada tanggal tersebut, untuk pertama kalinya aku melakukan yoga. Haha! Sangat tidak kekinian, ya? Tapi sudahlah. Tak usah dibahas panjang lebar "ketertinggalanku" itu. Lebih baik fokus saja pada kisah yang hendak kupaparkan berikut ini. Oke?
Jadi, semua bermula dari ajakan seorang teman. Yakni ajakan untuk ikut dalam acara Yoga in the Air. Wow! Tajuk acaranya saja bikin kepo. Bukankah kalau diterjemahkan artinya "yoga di udara"? Wuih! Aku pun membayangkan yang bukan-bukan. Imajinasiku meliar. Dalam benakku tergambar adegan bahwa kami akan melakukan yoga seperti yang dilakukan oleh Raisa (Raisa yang penyanyi itu, lho). Yang gerakannya pakai acara mengambang-ambang diputar-putar ke udara.
Namun faktanya, imajinasiku salah. Yoga yang kami lakukan tidaklah seekstrem itu. Justru sebaliknya, gerakan yoga yang diajarkan sangat simpel. Jadi, para pemula sepertiku relatif bisa mengikuti. Kalau ada gerakan yang lumayan sulit, sang instruktur bilang, "Hati-hati untuk pemula. Mohon jangan dipaksakan kalau memang merasa kesulitan dalam mengikuti gerakan. Jangan sampai malah salah gerakan dan sakit."
Horeee! Sudah pasti diriku antusias mendengar imbauan tersebut. Alhasil, aku selalu break pada gerakan-gerakan (yang kurasa) sulit. Lalu selama break, apa yang kulakukan? Memotret, donk. Voila! Inilah sebagian hasilnya.
Kelihatannya sepele. Hanya mesti mengaitkan kedua tangan. Tapi dengan posisi tangan melingkari tubuh seperti itu, aku ternyata tak mampu. Ya, sudah. Memotret saja.... |
Kadang kala aku tetap break sejenak dan asyik memotret meskipun gerakannya tidak sulit. Untuk dokumentasi, dong. Sebagai pengingat bila ingin melakukan yoga sendiri di rumah. Contohnya dua gerakan/posisi yoga yang berikut ini.
Ini disebut posisi meja. |
Aku lupa yang ini namanya gerakan apa. Tapi terasa enak di badan, lho... walaupun terkesan dorong-dorongan sama teman. |
Begitulah adanya. Meskipun lupa nama-nama posisi/gerakannya secara detil, aku sangat ingat tujuan dan manfaatnya. Yakni untuk memijat rahim dan melakukan terapi terhadap organ-organ reproduksi. Yang mana gerakan-gerakan tersebut dapat meringankan derita nyeri yang mendera tatkala masa haid tiba.
Lalu, makna Yoga in the Air-nya apa? 'Kan tak ada gerakan-gerakan melayang di udara? Ternyata begini, Saudara-saudara. Rencananya acara dilaksanakan di bagian roof Lippo Plaza. Di ruang terbuka, langsung di bawah langit dan matahari pagi, dengan view Merapi di belahan utara. Namun, apa daya panitia? Rahmat-Nya yang berupa hujan tiada tara tidak memungkinkan kami melakukan Yoga in the Air. Maka lokasinya dipindah ke lokasi parkir P6, yang tepat berada di bawah roof.
Tapi percayalah. Semua itu tidak mengurangi keseruan acara, kok. Tetap bermanfaat. Meskipun gagal selfie pagi dengan view Merapi, toh wawasanku tentang yoga dan jamu bertambah. Lho, jamu apa? Begini, begini. Yoga in the Air 'kan disponsori oleh Kiranti. Jadi selain melakukan yoga bersama, ada pula sharing khusus mengenai produk tersebut. Kemudian di ujung acara, ada selebrasi minum jamu bersama. Eh? Maksudnya minum Kiranti bersama. Hehehe....
Sudahlah. Anggap saja Kiranti itu jamu. Bahannya toh 100% herbal. Dari kunyit, tuh. Rasa dan aromanya sangat jamu. Maka jujur saja, aku yang tak doyan jamu enggan mengonsumsi Kiranti. Untung saja pas selebrasi minum bersama yang diminum adalah varian baru berbotol oranye. Yang ada tambahannya jus jeruk itu. Jadi, tak terasa pahit dan sengir. Cocoklah untuk orang-orang tak doyan jamu sepertiku.
Jangan salah. Kiranti masa kini ada tiga varian, lho. Yaitu (1) Kiranti botol kuning, rasa original, produksinya dengan air mineral, diminum untuk menyamankan masa haid; (2) Kiranti botol oranye, rasa orange, produksinya dengan jus jeruk, diminum untuk menyamankan masa haid; (3) Kiranti botol biru, honey ginger, diminum untuk menghilangkan pegal linu. Yuk, lihat penampakan ketiganya berikut ini.
Botol-botol raksasa tapi kosong dan palsu. |
Nah, ini yang versi botol-botol asli. Masih ada isinya tuh... |
Yang Kiranti botol kuning dan oranye khusus untuk wanita. Adapun yang botol biru bisa diminum oleh kaum pria dan wanita. Yang menderita pegal linu itu bisa dari jenis kelamin mana pun 'kan?
Singkat kisah, aku tak menyesal gagal Yoga in the Air. 'Kan sudah diganti dengan yoga in the parkiran? Haha! Bagaimanapun ada manfaat yang kudapat setelah berjuang menembus deraian hujan. Setidaknya aku jadi lebih kenal Kiranti. Yang ternyata, tak henti-henti mengajak wanita Indonesia untuk tetap aktif dan segar selama masa haid.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!