TETIBA kuingin bicara mengenai kenangan. Hmm. Entahlah apa penyebabnya. Mungkin terpicu oleh statemen Milan Kundera. Itu lho, sastrawan berdarah Ceko yang lebih suka disebut sebagai penulis Perancis. Bahkan, ia juga meminta agar karya-karyanya dipelajari sebagai sastra Perancis. Dan di toko buku, ia pastikan pula bahwa hasil karyanya berada di bagian sastra Perancis.
Eh, kok jadi kepanjangan bicara tentang Milan Kundera? Maaf, maaf. Diri ini malah jadinya baper, terbawa perasaan. Malah jadi terkenang kepadanya. Haha!
Ngomong-ngomong, statemen apa yang kumaksud? Yang ini, nih: Ingatan dan kenangan adalah hal terindah yang
dimiliki manusia.
Duh! Apa benar begitu, ya? Kalau memang benar, lha kok kuhitung-hitung kenanganku melulu tentang... kekonyolan nasib? Alih-alih sederetan kisah indah yang kupeluk. Yang ada justru kisah-kisah ajaib dan mengundang gelak tawa. Hmmm. Atau jangan-jangan, kenangan indahku itu ya berupa keajaiban dan kekonyolan nasib?
Entahlah, entahlah. Kalau Anda bagaimana? Setuju total dengan Opa Milan Kundera atau tidak?
Aih! Sastrawan memang selalu begitu. Meskipun sudah lama tinggal nama, jejak karyanya tetap mampu mengaduk-aduk perasaan.
MORAL CERITA:
Yuk, bikin jejak kehidupan yang ciamik melalui karya-karya ciamik kita!
Salah satu jejak karyaku. Semoga termasuk kenangan yang indah. Haha! |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!