SEBUAH sore, selepas Ashar. Udara lumayan gerah. Aku duduk di bawah pohon bersama beberapa orang. Di
depan kami ada seseorang yang mondar-mandir gelisah. Sebentar-sebentar
ia sibuk dengan HP-nya. Melihat pakaiannya yang necis, aku bertanya, "Mau pergi, ya?"
"Iya. Ini nunggu kakakku menjemput. Janjinya jam empat. Sekarang sudah jam lima."
Aku lalu bertanya lagi, "Lho? Kayaknya dari tadi kamu sibuk dengan HP. Dia enggak bisa dihubungi?"
"Sudah ku-SMS. Sudah balas juga. Katanya OTW."
"Bilangnya OTW. Tapi jangan-jangan baru mau mandi," celetukku.
Dia menjawab, "Kadang-kadang aku juga begitu, kok."
"Heh? Astaga! Jelas saja bilang OTW tapi enggak datang-datang. Lha wong
OTW-nya baru OTW ke kamar mandi. Belum di jalan. Payah, ah. Menyalahi
arti OTW," kataku panjang lebar.
"Lha terus? OTW tuh artinya
apa?" Dia menatapku dengan pandangan penuh tanya. Orang-orang yang duduk
di sampingku pun ikut kepo.
O la la! Jadilah sore itu aku memberikan kursus singkat perihal makna OTW. Bahkan, masih kulengkapi pula dengan makna BTW.
Tak kusangka, banyak orang yang hanya ikut-ikutan memakai kata tanpa tahu maknanya.
MORAL CERITA:
Betapa masyarakat kita butuh pendidikan literasi yang berlimpah.
Mbak e..otewe oh otewe memang bikin sebel kadang.
BalasHapusPerasaan kalau memang OTW yang bersangkutan bisa sampai 10 menit kemudian, eh hampir sejam belum nongol juga dia. Jangan-jangan OTW ke kamar mandi kali ya..hadehhh!!
Fakta itulah yang kerap kali terjadi.... OTW-nya memang baru ke kamar mandi . Huft!
HapusPaling marai nggonduk...otw tidur... :-) jadi nunggu acara tidur siang, bangun, mandi...baru deh berangkat
BalasHapuswuah....hahahahha..... marai nggonduk tenan kuwiii
Hapus