YUP! Selalu kosongkan gelasmu. Eh? Mengapa begitu? Apa tujuannya? Tentu supaya selalu bisa diisi lagi, lagi, dan lagi. Dengan demikian, makin banyaklah minuman yang dapat kaunikmati.
Eit! Jangan keburu mengajukan protes. Jangan buru-buru bilang, "Perutnya nanti kepenuhan, lho. 'Ntar membuncit. Blendhingen (kata orang Jawa)."
Jangan salah sangka dululah. Ini bukan dalam arti denotatif, melainkan konotatif. Gelas yang kumaksud bukan gelas betulan.
Itu kiasan belaka. Maksudnya agar kita selalu mau membuka diri. Yakni
membuka diri untuk mau belajar dari siapa saja. Sekalipun dari orang yang lebih muda
ataupun lebih sedikit pengalaman.
Salah satu contohnya begini. Meskipun sudah lama berkecimpung di dunia penulisan, seorang penulis kawakan tak boleh jemawa. Tak boleh meremehkan penulis-penulis lainnya. Sekalipun jam terbang mereka belum banyak.
Mengapa begitu? Sebab di atas langit masih ada langit. Jam terbang para penulis muda itu memang belum banyak. Akan tetapi, bisa jadi mereka menguasai hal-hal lain yang justru belum dikuasai oleh si penulis kawakan.
Pendek kata, jangan pernah lelah untuk belajar. Jangan sampai enggan
untuk menambah ilmu. Alasannya, ilmu-ilmu senantiasa berkembang dari
waktu ke waktu. Kalau kita enggan belajar lagi, ya bakalan ketinggalan.
Jadi, selalu kosongkan gelasmu! Oke? Deal, ya.
*Tulisan ini terinspirasi oleh salah satu status fesbukku*
MORAL CERITA:
Jangan pernah lelah dan bosan untuk menambah ilmu.
Yeps, terus pergunakan waktu salah satunya untuk belajar :D
BalasHapussiyaaap , Mbak Nita :D
HapusSetuju banget, kosongkan gelas supaya mudah diisi lagi
BalasHapusyup, terima kasih atas kunjungannya Bang Alee
Hapus