Yang setia mengantarku ke mana-mana. Hmm. So sweet. Haha! |
TAK ada yang salah dengan sepeda ini.
Sangat nyaman kok untuk dikendarai. Namun, kadangkala bikin diri ini
sedikit salah tingkah. Keki bin kikuk begitu, deh. Seperti pagi tadi, tatkala sedang mengangkat kaki hendak
menaikinya, di halaman sebuah toko waralaba, dua anak muda yang kuduga
mahasiswa senyum-senyum mendekat. Lalu, salah seorang mendekat sembari berkata, "Wih, Tante
keren euyy. Berani tampil beda. Baru kali ini aku lihat orang bersepeda
balap pakai sandal high heel .... "
Demi menata hati, sekaligus untuk menjaga kesopanan, aku
menanggapinya dengan senyuman. Padahal, sesungguhnya aku ingin tertawa
keras-keras. Hmm. Dia tidak tahu sih kalau sandal jinjit tinggiku itu
merupakan solusi. Ini bukan soal berani tampil beda, bro. Tapi soal
kenyamanan nyongkok bila berhenti di lampu merah.
Kalau pakai sandal atau sepatu tanpa hak, yang datar-datar saja, aku merasa kurang mantap dalam menjejakkan kaki. Iya, iya. Sandal jinjitku itu memang berfungsi sebgai penyambung kaki pendekku. Haha! Tampaknya saja modis, feminin. Tapi sesungguhnya ada udang di balik batu.
Nah, Anda punya pengalaman sejenis ini?
MORAL CERITA:
Kalau punya kekurangan, kreatiflah dalam menyikapinya. Oke?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!