Selasa, 08 Agustus 2017

Arti Sebuah Diari

APAKAH Anda tahu diari? Diari lho, ya. Bukan diare. Ya, betul. Diari yang buku harian itu. Bukan diare yang berarti mencret alias sakit perut.

Yup, yup! Betul banget. Diari yang biasanya dipakai untuk curhat-curhat itu. Yang boleh dibilang merupakan sebuah prasasti hati. *widiiih, prasasti hati*

Mungkin untuk sebagian orang, punya diari dianggap terlalu mendayu-dayu. Terlampau melankolis romantis. Atau, malah dianggap kurang kerjaan. *terutama yang berpikir seperti ini adalah golongan orang yang tak punya perasaan sama sekali*

Padahal sesungguhnya, sebuah diari bisa sangat bernilai. Bila kita mampu mengisinya dengan curhatan-curhatan yang elegan, tidak mengisinya dengan coretan kegalauan melulu, tidak mustahil bisa bermanfaat bagi banyak orang. Luar biasa keren 'kan?

DIARI ANNE FRANK

Memang ada betulan diari yang luar biasa keren? Ada, dong. Misalnya saja diari milik Anne Frank yang mendunia itu.

Aih! Tapi rasanya ada yang aneh, deh. Masak sebuah diari bisa mendunia? Seriusan? 

Bukankah diari itu sifatnya rahasia? Bukankah pada umumnya kita merasa malu jikalau diari kita dibaca oleh orang lain meskipun teman sendiri? Kok malah dipublikasikan sehingga mendunia? 

Mungkin demikian selintas tanya yang menyempil di benak Anda. 

Kalau isi diarinya tidak senonoh semua, memang memalukan. Tapi berbeda halnya bila isi diari kita seperti isi diari milik Anne Frank. Yang isinya tidak hanya curhatan kegalauan seorang remaja tanggung, tapi juga merekam situasi dan kondisi yang tengah berlangsung di sekelilingnya.

Alhasil selain menjadi rekam jejak pribadi seorang Anne Frank, diarinya pun layak menjadi bagian dari rekam jejak sejarah dunia. Terkhusus sejarah yang berkaitan dengan kekejaman NAZI terhadap orang-orang Yahudi. Eh? Insya Allah lain kali aku ceritakan tentang siapa Anne Frank lebih detil, deh.

MANFAAT DIARI

Berkaca pada kisah diari Anne Frank yang mendunia, kita mestinya menjadi paham akan manfaat sebuah diari. Yang antara lain bisa menjadi referensi sejarah, warisan yang mengabadi meskipun kita sudah lama berkalang tanah, dan (yang jelas) dapat menjadi ajang latihan menulis. Nah, nah. Jadi kapan dong, Anda mulai mengisi diari dengan cerita-cerita yang elegan?

#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia




5 komentar:

  1. Aisyah suka nulis diari kalau ada sesuatu yg ga bisa diungkapkan ke oranglain, jadi benar2 privasi sifatnya, he.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti klo mau dimenduniakan mesti diedit duluuuu

      Hapus
    2. Berarti klo mau dimenduniakan mesti diedit duluuuu

      Hapus
  2. Ngeblog jg bs jd diari online y mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Betul banget. Dan tulisan2 di blog kelak bisa pula dibukukan bila layak.

      Hapus

Terima kasih atas kunjungan Anda. Mohon tinggalkan jejak agar saya bisa gantian mengunjungi blog Anda. Happy Blog Walking!