Hari Kartini-Hari Bumi-Hari Buku Sedunia

ISTIMEWA sekali si bulan April. Mengapa istimewa? Sebab memiliki 3 hari khusus (penting) yang berurutan. Yakni Hari Kartini, Hari Bumi, dan Hari Buku Sedunia. So sweet 'kan? Hari Kartini--21 April--diperingati secara nasional oleh bangsa Indonesia. Sementara Hari Bumi--22 April--dan Hari Buku Sedunia--23 April--diperingati secara internasional oleh warga dunia. 

Lalu, mau ngapain kita dengan hari-hari penting itu? Bebas saja, sih. Mau melakukan peringatan dengan heboh, boleh. Dengan kalem, boleh. Bahkan tidak melakukan peringatan apa pun, silakan saja. Tapi idealnya--menurutku--kita mampu mengambil hikmah atas kehadiran hari-hari penting tersebut.

Hari Kartini mestinya kita manfaatkan sebagai momentum untuk merenungkan ulang makna emansipasi wanita. Sudah tepat atau belumkah definisi emansipasi yang selama ini kita pahami? Sudah sejalan dengan cita-cita Kartini atau belumkah praktik emansipasi yang telah kita jalankan?

Hari Bumi mestinya mampu menyadarkan kita untuk meneliti kondisi bumi belakangan ini. Untuk mengevaluasi, seberapa serius kita telah merawat bumi? Semangat go green kita sudah sehijau apa?

Bagaimana halnya dengan Hari Buku Sedunia? Wah! Hari penting yang satu ini sangat erat kaitannya dengan Hari Kartini. Ingatkah Anda? Kartini itu dikenang sampai sekarang sebab ia menulis. Adapun tulisan-tulisannya lahir sebab kegemarannya membaca. Ia menjadi pintar dan kritis terhadap kondisi yang melingkupinya. Nah, lho. Bukankah semua itu tak terlepas dari eksistensi buku-buku?

Sampai di sini, Anda paham maksud tulisan ini 'kan? Alhamdulillah kalau sudah. Berarti diriku dapat segera membubuhkan tanda baca yang terakhir. Jika belum paham, silakan baca ulang. Oke?

MORAL CERITA:

Mestinya peringatan hari-hari penting tidak melulu berupa acara yang sifatnya seremonial.