SEPULANG sekolah (tapi bukan lagi untuk belajar sebab telah usai ujian nasional), Adiba menyerahkan setumpuk buku kepadaku. Aku memandanginya dengan heran. "Buku siapa? Semalam menginap di mana? Dengan siapa?" *belum-belum sudah ngaco*
"Bunda."
"Yup!" Sahutku.
"Ini buku dari Bu May," kata Adiba. Aku pun menerima setumpuk buku yang diserahkannya. Tentu dengan benak penuh tanda tanya. *Bu May adalah wali kelasnya ketika kelas 3*
"Untuk apa?" tanyaku.
"Enggak tahu. Bu May tidak menjelaskan. Pokoknya disuruh ngasih ke Bunda"
O la la! Baiklah. Alhamdulillah adalah respons pertama yang mesti kulakukan. Iya, Alhamdulillah mendadak punya setumpuk buku baru. Bisa untuk menambah gizi rohani. *Abaikan saja semua tanda tanya di benak tadi*
Respons selanjutnya, ya menuliskannya di blog ini. Haha! Bukan sekadar untuk pamer lho, ya. Tapi siapa tahu di antara pembaca sekalian ada yang memfavoritkan salah satu dari buku-buku ini? Atau malah penulisnya?
*Tulisan ini ringan banget. Dibuat semata-mata untuk curhat dan sebagai ungkapan terima kasih untuk Bu May*
Setumpuk buku yang dikadokan kepadaku |
MORAL CERITA:
Rezeki itu datangnya memang dari arah yang tak disangka-sangka.
Semoga bermanfaat bukunya dan bu May mendapat pahala jariyah
BalasHapus